TRIBUNNEWS.COM, TULUNGAGUNG --Â Anggota TNI AL asal Tulungagung, Heri Wirena (52) masih memendam kepedihan atas meninggalnya putri kedua Indhy Rahma Putri Conciesa (20).
Indhy, anak keduanya menjadi salah satu korban tragedi Stadion Kanjuruhan Malang yang memakan setidaknya 131 orang akibat kerusuhan.
Heri mengatakan dirinya belum jelas perihal kematian sang anak, yang memang merupakan pendukung fanatik Arema.
Saat kejadian yaitu pada Sabtu (1/10/2022) Heri sedang bertugas siaga di Jakarta.
Baca juga: Akhirnya Terjawab Alasan Polisi Bawa Gas Air Mata ke Kanjuruhan Meski Dilarang FIFA
Heri bersiap melakukan latihan gabungan di Lampung.
"Saat masih di Jakarta itulah saya dikasih tahu, putri saya jadi korban," kenangnya, Sabtu (8/10/2022).
Heri mengaku tidak tahu jika anak keduanya ini menyaksikan pertandingan Arema FC melawan Persebaya Surabaya.
Indhy hanya pamit pada ibunya pergi bersama temannya. Sebab jika ketahuan akan ke stadion pasti akan dilarang oleh ibunya.
Kini setelah tragedi Kanjuruhan terjadi, Heri berharap ada penjelasan dari panitia pelaksana (Panpel).
Pihaknya berharap Panpel mau datang untuk menjelaskan kejadian di Kanjuruhan.
Heri mengaku belum puas dengan penjelasan yang didapatnya.
"Bagaimana kronologi sebenarnya. Tolong audit kembali peristiwa di Kanjuruhan," ujar Heri.
Heri mengaku belum bisa memahami kerusuhan yang terjadi, karena yang menyaksikan semua adalah suporter Arema.
Apalagi gas air mata begitu banyak ditembakkan ke arah tribun penonton.
Baca juga: Soal Tragedi Kanjuruhan, Haris Azhar: Tak Ada Sistem yang Bisa Diandalkan