TRIBUNNEWS.COM - Inilah rumah pengasingan Bung Hatta di Banda Neira selama enam tahun (1936-1942).
Banda Neira merupakan sebuah pulau di Kepulauan Banda, Maluku Tengah.
Selain Bung Hatta, ada Sutan Sjahrir, dr. Tjipto, dan Mr. Iwa Kusumasumantri yang diasingkan ke Banda Neira.
Mereka adalah empat tokoh nasional yang memberontak kepada Belanda.
Selama di pengasingan, Bung Hatta dan teman-temannya aktif mengajar anak-anak di Banda Neira.
Kini, rumah pengasingan Bung Hatta masih terjaga dengan baik setelah dibangun kembali pasca serangan sekutu, dikutip dari laman Kebudayaan Kemdikbud.
Baca juga: Rumah Produksi Percofia Rencanakan Garap Film Biografi Bung Hatta
Rumah Pengasingan Bung Hatta
Rumah Bung Hatta berada di samping penjara atau lapas Banda Naira, tidak jauh dari benteng Belgica dan Nassau.
Bangunan ini terdiri dari tiga bangunan yaitu bangunan utama, bangunan belakang dan bangunan samping.
Semuanya menggunakan atap seng, bangunan utama atap bertipe perisai dan dua bangunan lain menggunakan tipe pelana.
Plafon rumahnya menggunakan papan kayu.
Sedangkan lantainya menggunakan bahan terakota.
Bangunan utama terdiri dari lima ruangan dan dua teras, yaitu di depan dan di belakang rumah.
Di teras depan terdapat tangga masuk berbentuk seperempat lingkaran di samping kanan-kiri teras.
Tangga ini berpagar kayu dengan tinggi 90 cm.
Kemudian, terdapat pintu samping di sebelah kanan dari teras depan.
Bangunan utama ini dulu digunakan oleh Bung Hatta untuk kegiatan sehari-hari seperti menemui tamu-tamu, menulis, membaca buku, tidur, dan kegiatan lainnya.
Baca juga: Rencana Pembuatan Patung Bung Karno di Indramayu, Dewan Kesenian Minta Disertakan Bung Hatta
Tempat Tidur Bung Hatta
Di rumah pengasingan Bung Hatta di Banda Neira terdapat satu kamar khusus.
Kamar ini merupakan tempat Bung Hatta beristirahat.
Masih tersimpan tempat tidur, almari dan meja yang dulu digunakan oleh Bung Hatta tidur selama pengasingan.
Tempat tidur yang digunakan Bung Hatta dilengkapi dengan kerangka dan kelambu putih transparan.
Di sudut ruangan terdapat sebuah lemari kecil.
Tak jauh dari lemari, ada sebuah kursi dan meja.
Ruang Kerja Bung Hatta
Ruang Kerja Bung Hatta terdiri dari furnitur yang sederhana.
Di ruang kerja utama, terdapat mesin ketik sebagai sarana menyalurkan pikirannya dalam sebuah tulisan.
Kemudian, di sebelahnya ada ruang makan, yang juga terdapat lemari makanan yang digunakan untuk menyimpan makanan.
Rumah pengasingan tersebut memiliki sebuah ruang tamu untuk menyimpan foto-foto Bung Hatta dan beberapa furnitur seperti meja dan kursi.
Sementara di ruang tengah, ada beberapa tabung gas, yang dulu digunakan sebagai bahan bakar lampu sebagai penerangan.
Baca juga: 25 Ucapan Hari Kesaktian Pancasila 1 Oktober 2022 dan Kumpulan Quotes Ir. Soekarno
Bangunan Samping
Selain bangunan utama, terdapat bangunan samping yang terdiri dari 5 ruangan.
Bangunan ini dulu digunakan sebagai gudang, dapur dan kamar mandi.
Beberapa ruangan pada bangunan ini lantainya menggunakan plesteran dari semen.
Bangunan Belakang
Bangunan ketiga ini merupakan bangunan yang terletak di belakang bangunan utama.
Ada enam ruangan di bangunan ini.
Dulu, lima ruangan diantaranya digunakan oleh Bung Kacamata untuk mengajar anak-anak Banda Naira termasuk juga Des Alwi dan saudaranya.
Kemudian, pada serambi bangunan belakang, terdapat replika dari papan tulis dan bangku yang digunakan untuk mengajar.
Mendirikan Sekolah di Banda Neira
Selama di pengasingan, Bung Hatta dan Sutan Sjahrir mendirikan sekolah untuk mengajar anak-anak di Banda Neira, dikutip dari Dinas Pariwisata Provinsi Maluku.
Mereka mengajar anak-anak pada pagi dan sore hari.
Melalui buku dan dari tempat pengasingan, Bung Hatta mengenalkan dunia, mimpi, dan pentingnya integritas sebagai manusia dan bangsa.
Des Alwi merupakan salah satu putra lokal Banda yang merupakan murid dari Bung Hatta.
Putra Banda Neira ini kemudian tumbuh menjadi seorang sejarahwan, pembuat film, dan pengusaha.
(Tribunnews.com/Yunita Rahmayanti)
Artikel lain terkait Banda Neira