TRIBUNNEWS.COM, MALANG - Komisi untuk Orang Hilang dan Tindak Kekerasan (KontraS) yakin kematian ratusan korban tragedi Kanjuruhan akibat tembakan gas air mata dari aparat.
Menurut Sekjen Federasi KontraS, Andy Irfan, polisi tidak bisa terburu-buru menyimpulkan bahwa penyebab kematian ratusan korban itu adalah himpitan dan desak-desakan.
"Banyak fakta yang menunjukkan, bahwa ratusan orang yang meninggal itu tergeletak lemas di tribun sebelum turun dari tribun. Diduga mereka meninggal akibat asap gas air mata," ujar Andy kepada SURYAMALANG.COM, Kamis (13/10/2022).
Andy minta polisi mengungkap jenis gas air mata yang digunakan saat tragedi Kanjuruhan.
"Polisi belum merilis jenis gas air mata yang digunakan. Keterbukaan informasi ini sangat penting untuk membuka tabir penyebab utama kematian ratusan penonton."
"Federasi KontraS mendesak agar polisi segera mengeluarkan informasi jenis senjata gas air mata yang dipakai saat itu." Kalau polisi menyimpulkan penyebab kematian bukan karena gas air mata, maka kami menantang agar polisi membuka informasi jenis senjata gas air mata yang dipakai saat itu," bebernya.
Andy mengungkapkan bukti selongsong gas air mata di lokasi sebagai bukti bahwa sebagian gas air mata itu telah kadaluarsa.
"Sebagaian selongsong gas air mata yang kami temukan itu ada data selongsongnya dan sebagian tidak. Warna selongsong gas air mata ada yang hijau, merah, dan kuning. Dari selongsong gas air mata yang ditemukan itu tertulis masa kadaluarsanya tahun 2017," bebernya.
Baca juga: Aremania Bakal Gaungkan Terus Ganasnya Gas Air Mata Tragedi Kanjuruhan
Andy menambahkan beberapa temuan selongsong gas air mata itu telah diserahkan ke Tim Gabungan Independen Pencari Fakta (TGIPF).
"Kami serahkan satu atau dua selongsong ke TGIPF. Kami masih pegang sekitar lima atau enam selongsong," terangnya.
Artikel ini telah tayang di SuryaMalang.com dengan judul KontraS Yakin Ratusan Korban Meninggal dalam Tragedi Kanjuruhan Akibat Gas Air Mata,