Berdasarkan penelitian, ungkap Soeko, bila tidak ada upaya pencegahan pada 2035 akan terjadi pertambahan kasus kanker payudara sekitar 85% di tanah air.
"Jadi harus ada tindakan yang segera dan deteksi dini harus dilakukan untuk meningkatkan upaya pencegahan," ujar Soeko.
Menurut Soeko, harus ada shifting paradigma dalam pelayanan terkait kanker di Indonesia antara lain lewat tata laksana pelayanan yang dimulai pada stadium awal.
Setiap rumah sakit, tambah Soeko, seharusnya memiliki sejumlah langkah layanan antara lain preventif, skrining dan deteksi dini, diagnostik, palliative, rehabilitasi medik dan beberapa tindakan lainnya.
Namun, ujarnya, sebagian besar rumah sakit hanya mampu memberikan layanan kanker yang terbatas.
Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tidak Menular, Kementerian Kesehatan RI, Eva Susanti mengungkapkan kanker yang banyak menimpa perempuan adalah kanker payudara dan kanker leher rahim.
Sedangkan pada laki-laki mayoritas alami kanker paru-paru dan usus.
Berdasarkan catatan Kemenkes, ujar Eva, pada 2020 sebanyak 54% kasus kanker diderita oleh perempuan.
Dalam mengatasi kondisi tersebut, menurut Evi, pemerintah berupaya melakukan transformasi sistem kesehatan lewat peningkatan layanan primer, layanan rujukan, sistem kesehatan, SDM kesehatan dan teknologi kesehatan.
Dalam penanggulangan kanker, ungkap Evi, Kemenkes memilki empat pilar yaitu promosi kesehatan, deteksi dini, perlindungan khusus dan pelayanan khusus.
Hambatan sering terjadi, ujarnya, karena di tingkat Puskesmas promosi kesehatan terkait kanker payudara sangat kurang. Akibatnya, kesadaran masyarakat untuk melakukan SADARI dan SADANIS juga rendah.
Di sisi lain, ujar Evi, layanan mammogram yang merupakan tindak lanjut dari SADARI biayanya belum ditanggung JKN.
Eva berharap dukungan dari semua pihak untuk mendorong promosi kesehatan kepada masyarakat terkait kanker payudara, terus ditingkatkan.
Selain itu dia juga mendorong diberlakukannya kebijakan wajib deteksi dini kanker bagi para pegawai kementerian dan lembaga atau perusahaan swasta lainnya untuk mencegah peningkatan kasus kanker stadium lanjut di tanah air.
Ketua Yayasan Muda Giat Peduli Indonesia/YMGPI, Tania Nordina mengungkapkan pihaknya hingga saat ini aktif melakukan kampanye dan memberi sejumlah bantuan untuk menumbuhkan kepedulian masyarakat tentang kanker payudara.