News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Gangguan Ginjal

Ada 241 Kasus Gangguan Ginjal Akut pada Anak, Jokowi: Pengawasan Industri Obat Harus Diperketat Lagi

Penulis: Suci Bangun Dwi Setyaningsih
Editor: Arif Fajar Nasucha
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Presiden Joko Widodo (Jokowi) menanggapi soal kasus gagal ginjal pada anak ketika menghadiri acara Peringatan Hari Ulang Tahun ke-58 Partai Golkar di Jiexpo, Jakarta Pusat pada Jumat (21/10/2022) malam.

TRIBUNNEWS.COM - Presiden Joko Widodo (Jokowi) menanggapi soal kasus gangguan gagal ginjal akut yang terjadi pada anak di Indonesia.

Hingga kini, tercatat 241 kasus gangguan ginjal akut pada anak di Indonesia.

Terkait hal tersebut, Jokowi pun meminta pengawasan terhadap industri obat lebih diperketat lagi.

Sebab, pengawasan obat menjadi hal penting yang bisa dilakukan pemerintah saat ini.

“Tadi siang (Jumat) sudah disampaikan oleh Menteri Kesehatan secara detail."

"Paling penting pengawasan terhadap industri obat harus diperketat lagi, ” ucap Jokowi, dikutip Tribunnews.com dari kanal YouTube Kompas TV, Sabtu (22/10/2022).

Baca juga: Maraknya Kasus Gagal Ginjal Akut, Puan: Jika Penuhi Kriteria Segera Tetapkan Sebagai KLB

Sebelumnya, Menteri Kesehatan (Menkes), Budi Gunadi Sadikin, telah memperbarui data kasus gangguan gagal ginjal akut misterius di Indonesia.

Berdasarkan perkembangan terbaru, teridentifikasi sebanyak 241 kasus gangguan ginjal akut.

"Sampai sekarang kita sudah mengidentifikasi ada 241 kasus gangguan ginjal akut progresif di 22 provinsi dengan 133 kematian atau 55 persen dari kasus," kata Budi dalam konferensi pers yang disiarkan di kanal Youtube Kementerian Kesehatan, Jumat (21/10/2022).

Jumlah kasus tersebut, kata Budi, meningkat sejak bulan Agustus 2022 lalu.

Pada Agustus tercatat 36 kasus, lalu September terjadi 78 kasus dan pertengahan Oktober sebanyak 110 kasus.

Lebih lanjut, Menkes mengatakan, gangguan ginjal akut ini juga mayoritas menyerang balita atau bayi di bawah lima tahun.

"Pertama kita lihat bahwa kejadian ini banyak menyerang terutama balita di bawah lima tahun," kata Budi.

Adapun untuk gejala klinis, yakni demam, kehilangan nafsu makan, malaise, mual, muntah, ISPA, diare, nyeri bagian perut, dehidrasi hingga pendarahan.

Ilustrasi organ ginjal (Tibun Bali)
Halaman
123
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini