Laporan Wartawan Tribunnews, Mario Christian Sumampow
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Partai Buruh meminta Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin dan Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) Penny Kusumastuti Lukito untuk bersikap kesatria dalam menghadapi kasus gagal ginjal akut yang saat ini terjadi.
Hal ini disampaikan oleh Presiden Partai Buruh Said Iqbal saat melakukan aksi demo di depan Kantor Kementerian Kesehatan (Kemenkes), Jakarta Selatan, Jumat (28/10/2022).
"Dalam kesempatan ini kami ingin menyampaikan kepada Menteri Kesehatan dan Kepala BPOM mundur dengan segera. Partai Buruh dan serikat buruh meminta Menteri Kesehatan dan kepala BPOM mundur bersikap kesatria," ujar Said Iqbal kepada awak media.
"Kalau di Jepang, Eropa, Amerika, lima orang meninggal mereka mundur. Ini ada 143 orang anak-anak generasi bangsa (meninggal) mereka tidak mundur," tambahnya.
Baca juga: Unjuk Rasa Soal Maraknya Kasus Gagal Ginjal Akut, Presiden Partai Buruh Ungkit Latar Belakang Menkes
Said juga mempertanyakan ihwal pernyataan Penny Lukito yang menyatakan obat-obatan yang diduga jadi penyebab gagal ginjal akut ini sebenarnya telah memenuhi prosedur yang berlaku.
"Malah kepala BPOM dalam beberapa kesempatan menyatakan telah memenuhi prosedur, kalau memenuhi prosedur kenapa ada yang meninggal," ujar Said.
Pernyataan tersebut tidak dipercaya oleh Said.
Menurutnya, ada kelalaian yang mengakibatkan terjadinya kasus gagal ginjal akut.
Apalagi melihat banyaknya korban akibat kejadian ini.
"Itu persoalannya bukan memenuhi prosedur atau tidak dipenuhi prosedur, kalau ada zat berbahaya kan itu berarti ada kelalaian. Ada 143 orang anak anak generasi bangsa meninggal," tegasnya.
Data Kemenkes per 26 Oktober ada 269 Kasus Gagal Ginjal
Sebelumnya Juru Bicara Kementerian Kesehatan (Kemenkes), Mohammad Syahril menyampaikan dari total 269 kasus yang tersebar di 27 provinsi dan tercatat per 26 Oktober 2022, DKI Jakarta jadi provinsi dengan total kasus gangguan ginjal akut pada anak terbanyak.
Berdasarkan data Kemenkes, DKI Jakarta memiliki 57 kasus dengan rincian 27 pasien meninggal dunia, 23 sedang dalam perawatan, dan 7 orang telah dinyatakan sembuh.
Tepat di bawah DKI Jakarta, ada Provinsi Jawa Barat dengan jumlah kasus gangguan ginjal akut pada anak terbanyak kedua.
Jawa Barat memiliki total 36 kasus gangguan ginjal akut, dengan rincian 19 meninggal dunia, 14 sedang dalam perawatan dan 3 pasien dinyatakan sembuh.
Syahril menyampaikan dari data per 26 Oktober 2022 yakni 269 kasus gangguan ginjal akut pada anak, sebanyak 73 pasien masih dirawat, 39 dinyatakan sembuh, dan 157 pasien meninggal dunia atau punya tingkat fatality rate 58 persen.
Namun dari tambahan 18 kasus sejak 24 Oktober 2022 lalu yang sebanyak 241 kasus, hanya 3 kasus yang benar-benar merupakan kasus baru.
Sedangkan 15 lainnya adalah kasus yang baru dilaporkan yang terjadi sejak akhir September hingga pertengahan Oktober 2022.