News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Luhut Pandjaitan Vs Haris Azhar

Tak Ingin Kasusnya Digantung, Haris Azhar dan Fatia Lebih Bahagia Dibawa ke Pengadilan

Editor: Johnson Simanjuntak
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Haris Azhar dan Fatia Maulidiyanti

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Ashri Fadilla

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kasus dugaan pencemaran nama baik terhadap Menteri Koordinator Bidang Maritim dan Investasi (Menko Marves) Luhut Binsar Pandjaitan masih bergulir di Direktorat Reserse Kriminal Khusus (Ditreskrimsus) Polda Metro Jaya. 

Hari ini, tim penyidik kembali memanggil dua tersangka dalam kasus ini. Mereka ialah Direktur Lokataru,Haris Azhar dan Koordinator KontraS, Fatia Maulidiyanti. 

Keduanya kembali menjalani pemeriksaan setelah kurang lebih tujuh bulan ditetapkan sebagai tersangka. 

Jangka waktu penyidikan yang relatif molor tersebut dianggap Haris sebagai hal yang biasa dalam dunia aktivis hak asasi manusia (HAM).

"Banyak yang dilaporin. Sudah tersangka, enggak dilanjutkan (kasusnya)," kata Haris usai menjalani pemeriksaan pada (1/11/2022). 

Namun dirinya tetap berharap segera ada kejelasan dari aparat penegak hukum. 

Jika memang tak terbukti bersalah, maka semestinya kasus segera dihentikan. 

Sebaliknya, jika dirinya dan Fatia terbukti bersalah, maka semestinya kasus segera diproses ke tahap selanjutnya.

"Sejauh ini kami berdua enggak mau digantungkan. Kalau emang mau diberhentikan, berhentikan. Kalau mau penjarain kita, silakan," ujarnya. 

Bahkan dia menyambut dengan bahagia seandainya kasus ini bergulir hingga ke pengadilan. 

Sebab, dia akan membongkar data-data penyalah gunaan wewenang pejabat di dalam persidangan.

Baca juga: Soal Penolakan Laporan Haris Azhar, Polda Metro Jaya: Sesuai dengan KUHAP

"Kami bahagia jika ini dibawa ke pengadilan karena kami akan uraikan persoalan data penyalah gunaan yang dimuat dalam laporannya teman-teman." 

Pemidanaan hingga persidangan juga disebut Haris menggambarkan adanya respresi dalam kebebasan berbicara oleh negara.

Halaman
12
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini