Minta Maaf Bukan Hanya di Bibir
Sementara itu, Ibunda Brigadir J, Rosti Simanjuntak meminta Kuat Ma'ruf untuk meminta maaf dengan ikhlas atas kasus kematian anaknya.
Dia menyebut Kuat jangan seperti dua majikannya yakni Ferdy Sambo dan Putri Candrawathi yang mengungkapkan permintaan maaf hanya di bibir saja.
"Jadi permintaan maaf itu jangan hanya di bibir seperti FS dan Putri. berikan itu dari hati nurani yang sangat dalam," kata Rosti.
Rosti merasa permintaan maaf para pelaku sudah telat karena sudah hampir lima bulan anaknya meninggal dunia karena dibunuh.
"Kebohongan-kebohongan di sini dia minta maaf sesudah anakku hampir 5 bulan tewas di tangan kalian semua. Sungguh luar biasa kalian sebagai manusia yang memiliki hati nurani," ucapnya.
Lebih lanjut, Rosti juga menuding Kuat Maruf yang menginginkan anaknya tersebut tewas.
"Kalau maaf di bibir gampang 1.000 kali bisa disebutkan dalam setiap menit. Tapi buktikan kata maafmu itu, terlebih di hadapan Tuhan. Kalau anaku yang kalian inginkan kematiannya sudah berakhir," ucapnya.
Bantah Cekcok
Kuasa hukum terdakwa Kuat Maruf, Irwan Irawan membantah kalau kliennya pernah terlibat cekcok dengan Brigadir J, termasuk saat di Magelang.
Hal itu diutarakan oleh Irwan merespon pernyataan asisten rumah tangga (ART) Ferdy Sambo, Susi yang menyebut kalau Kuat dan Yosua sempat bersitegang saat Putri Candrawathi ditemukan terjatuh.
"Enggak pernah sama sekali (ada cekcok dengan Yosua, red)," ujar Irwan.
Bahkan kata Irwan, perjalanan kliennya bersama Putri Candrawathi dan Yosua dari Magelang ke Jakarta pada 8 Juli 2022 tidak ada sesuatu yang terjadi.
Tak hanya itu, kata Irwan, saat tiba di rumah pribadi Ferdy Sambo di Jalan Saguling III sebelum ke rumah dinas di Komplek Polri Duren Tiga keduanya juga sempat mengobrol.
"Malah perjalanan dari Magelang ke Jakarta enggak pernah juga ada sesuatu yang terjadi," ucap Irwan.
"Sampai di Saguling juga sempat ngobrol. Sempat komunikasi di depan rumah Saguling sebelum ke Duren Tiga. Jadi gak ada masalah," tukasnya. (Tribun Network/abd/riz/wly)