Maka dari itu, Hasto menilai pentingnya merancang kekuatan pertahanan atas cara pandang geopolitik, dan bukan sekedar mengandalkan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN).
"Kalau kita hanya mengandalkan APBN tanpa berpikir out of the box, kita selamanya akan ketinggalan dengan kekuatan pertahanan negara lain, betul?,” tegas Hasto.
Pernyataan Hasto ini lalu direspons dengan teriakan “betul” oleh para peserta acara yang mayoritas adalah anggota TNI.
Hasto pun kemudian secara tertutup menyampaikan berbagai kebijakan terobosan di dalam membangun kekuatan pertahanan negara, agar Indonesia kembali disegani di dunia internasional.
Tidak lupa Hasto menyampaikan teori geopolitiknya yang disebut progressive geopolitical coexsistance.
Baca juga: Respons Hasto soal Ketua Umum PDIP Seusai Megawati Lengser, Masih Trah Soekarno?
"Kekuatan TNI kita harus menjadi benteng terkuat di Samudera Hindia agar bisa meleverage kepemimpinan masa depan dunia di Pasifik. Itulah imajinasi yang disampaikan Bung Karno yang harus dijalankan dengan menjadikan instrument of national power seperti demografi, teritorial, sumber daya alam, politik, militer, koeksistensi damai, sains and teknologi, untuk disimulasikan menjadi power," jelas Hasto.