Laporan Wartawan Tribunnews.com, Fahdi Fahlevi
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Program Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) Kemendikbudristek mendorong perguruan tinggi untuk melakukan riset multi disiplin ilmu.
Ketua Lembaga Penelitian dan Pengabdian pada Masyarakat Universitas Terbuka (LPPM-UT), Dewi Artati Padmo Putri, mengatakan kolaborasi riset juga dapat dilakukan antar perguruan tinggi.
"Kita di Indonesia sangat didorong untuk melakukan kolaborasi riset antar perguruan tinggi oleh program MBKM Kemendikbudristek," ucap Dewi melalui keterangan tertulis, Sabtu (13/11/2022).
UT menggelar International Conference of Multidiciplinary Academic Studies (ICoMUS).
Baca juga: Kemendikbudristek Berangkatkan 82 Dosen Vokasi Ikuti Program Magang di Inggris dan AS
Ruang lingkup ICoMUS 2022 menitikberatkan pada fokus lintas keilmuan, seperti Bisnis dan Manajemen, Ilmu Sosial, Pendidikan, serta Sains dan Teknologi.
Dirinya menjelaskan konferensi itu fokus pada riset dan penelitian pengabdian masyarakat.
"Tujuannya untuk menghasilkan lebih banyak lagi hasil riset bereputasi, baik nasional maupun internasional. Untuk topiknya, dipilih berdasarkan fokus penelitian masyarakat, tidak hanya pada satu bidang keilmuan melainkan multi disiplin ilmu," kata Dewi.
Direktur ICE Institute, Paulina Pannen, mengatakan UT mendorong para akademisi di Tanah Air untuk melakukan riset multi disiplin untuk mengatasi berbagai persoalan yang ada di masyarakat.
"Kami terus mendorong kolaborasi antara para akademisi dari berbagai disiplin ilmu untuk memecahkan permasalahan yang ada," ujar Paulina.
Dirinya menjelaskan langkah awal dalam riset multi disiplin tersebut adalah melakukan investigasi mengenai permasalahan yang ada dan menyatakannya secara jelas dalam satu hipotesis, dengan pendekatan akademik yang berbeda.
Baca juga: Perguruan Tinggi Terapkan Metaverse, Hasil Inovasi Pembelajaran dalam MBKM Kemendikbudristek
Menurut dia, metode penelitian yang dilakukan dalam riset multi disiplin tersebut tidak hanya kuantitatif dan kualitatif, tetapi perpaduan keduanya.
"Itu sebabnya metode penelitian campuran sangat dibutuhkan, karena menggabungkan berbagai pendekatan akademik dari berbagai disiplin ilmu serta metode yang juga spesifik dalam mengatasi permasalahan yang ada," jelas Paulina.
Dalam konferensi yang dihadiri 112 penyaji tersebut, Paulina mendorong agar para akademisi di Tanah Air dari berbagai disiplin ilmu, untuk turut berkolaborasi dalam mengatasi berbagai persoalan yang ada.