"Lahan kosong terus dibeli sama GS. Baru dibangun dan dikelola beberapa bangunan," ungkapnya.
Namun, GS yang terkenal sebagai juragan keramik, tidak bertempat tinggal di lahan yang ia beli sebelumnya.
GS memilih singgah di lahan itu terhitung sekitar satu minggu sekali.
Baca juga: Sopir dan 3 Penumpang Angkot Warna Biru Selamat dari Gempa Cianjur, 10 Orang Lainnya Hilang
"Tidak tahu sudah berapa lama beli itu. Dulu, kudanya juga banyak. Seperti rodanya ada. Dulu ada kuda ketika sering ke sini. Ada seminggu sekali ya kalau ke sini," ujarnya.
Namun, kejadian misterius membuat GS tidak kembali mengunjungi bangunannya itu.
GS memilih penjaga yang merupakan warga Cibereum untuk mengelola lahan miliknya itu.
"Kalau cerita mah banyak. Katanya ada tiga kali orang yang ngalungin golok ke GS. Mungkin itu yang buat GS tidak sering ke sini lagi," kata Ahman yang juga pemilik warung yang tergerus tanah longsor.
Namun, alih-alih dipercaya untuk menjaga bangunannya, GS justru dikhianti dengan penjaga yang menjual beberapa pohon di areal tersebut.
"Dulu banyak banget pohon duriannya. Tapi, ya itu sisa satu terus lama-lama habis. Itu sih dijualin rame ceritanya. Gatau kenapa," tambahnya.
Seiring berjalannya waktu GS kini memilih menetap bersama keluarganya di Kota Bandung.
Saat ini, diakui Ahman, rumah singgah ini hanya dikunjungi oleh ahli waris dari GS.
"Mungkin sudah usia juga ya. Jadi GS milih diam di Kota Bandung sama anaknya. Kalau sekarang ahli warisnya atau siapanya memang sering kesini," katanya.