Tidak hanya rawan gempa bumi, lokasi ini juga sangat rawan longsor akibat banjir karena curah hujan tinggi.
Untuk itu, opsi relokasi tempat tinggal ke daerah yang lebih aman sangat dianjurkan.
"Perlu dipahami, bahwa banyaknya korban jiwa dan luka-luka dalam gempabumi Cianjur bukan diakibatkan guncangan gempabumi, melainkan karena tertimpa bangunan yang tidak sesuai dengan struktur tahan gempabumi," kata Dwikorita, Rabu (23/11/2022).
Dwikorita mengatakan gempa bumi ini dapat berulang setiap 20 tahunan, kemungkinan besar bencana serupa dapat terjadi kembali di Cianjur.
Apalagi topografi di wilayah lereng dan perbukitan tersebut tidak stabil dengan kondisi tanah yang rapuh atau lunak dan sering jenuh air akibat curah hujan yang cukup tinggi.
Baca juga: 8 Jasad Korban Gempa Cianjur Ditemukan, Guru TK Al-Azhar 18 Dalam Posisi Mendekap Anaknya
Berdasarkan laporan BMKG, di lokasi perbukitan dan lokasi sisa longsor masih ditemukan adanya retakan tanah.
Sehingga, jika terjadi hujan dengan instensitas tinggi di area retakan tanah tersebut, maka ada kemungkinan terjadinya longsor susulan.
Dikhawatirkan, lokasi di lereng-lereng dan perbukitan longsor dan mengakibatkan rumah-rumah warga rusak.
Untuk menghindari adanya penambahan korban, masyarakat yang tinggal di wilayah itu dapat selalu waspada.
Sebagian artikel telah tayang di https://video.kompas.com/watch/217385/gempa-berkekuatan-m-41-kembali-guncang-cianjur-dan-sekitarnya-pada-jumat-dini-hari
(Tribunnews.com/Galuh Widya Wardani/Faryyanida Putwiliani)(Kompas.com/Timothy Afryano)