TRIBUNNEWS.COM, CIANJUR - Agus Gunawan (45) setia berada di lokasi longsor Jalan Raya Cipanas-Cianjur, Kecamatan Cugenang, Kabupaten Cianjur, Jawa Barat, sejak mengetahui istri dan anaknya menjadi korban gempa Cianjur, Senin (21/11/2022).
Dengan setia ia berada di lokasi dan tak pulang ke rumah hingga akhirnya jasad Yanti Mandasari (42) dan Qinanti (2), Jumat (25/11/2022).
Yanti Mandasari merupakan guru TK Insan Hasanah.
Korban sebelumnya berangkat dari Cianjur bersama anaknya Qinanti untuk menghadiri acara PKBM di Sarongge, Pacet, Cianjur.
Saat pulang, korban dan anaknya yang merupakan warga Kampung Awilarangan, Desa Benjot, Kecamatan Cugenang, Kabupaten Cianjur tersebut menumpang mobil avanza bersama kepala TK Al Azhar Yeni Siti Rohaeni dan Kepala TU Al Azhar Andika Sulaiman, Jubaedah kepala TK Perwari, Yayah Rodiah kepala TK Bina Insani Al Muawanah, Ilis Nurhaeni kepala TK Kosgoro, Tati Rohayati, dan Andi Sulaeman TU Al Azhar.
Baca juga: Deretan Kisah Pilu Gempa Cianjur: Pengungsi Tidur dengan 11 Jenazah hingga Drama Evakuasi Guru TK
Sampai akhirnya para korban ditemukan dalam satu mobil.
Saat ditemukan Yanti Mandasari dalam posisi sedang memeluk anaknya Qinanti di dalam mobil.
Anak sulung korban, Srikanti (22), mengatakan ia masih berkomunikasi dengan ibunya melalui aplikasi WhatsApp sebelum kejadian.
"Senin sebelum pukul 12.00 WIB, saya sempat bertanya lokasi ke mamah karena mamah update foto bareng adik, balasan dari mamah ada acara sekolah di Sarongge," ujar Srikanti dengan nada lirih ditemui di kamar mayat, Jumat (25/11/2022) siang.
Baca juga: 4 Jasad Guru TK Korban Longsor Gempa Cianjur Ditemukan di Dekat Sungai, Ada yang Sedang Peluk Anak
Srikanti yang sedang bekerja di Tangerang kembali mengirim WhatsApp mengabarkan kepada sang ibu bahwa ada gempa di Cianjur.
"Pas sudah kejadian gempa juga saya langsung kontak si mamah, dari situ sudah tak ada balasan dan ceklis satu," kata Srikanti.
Srikanti belum mendapat kabar mama dan adiknya terkubur longsor, ia hanya menunggu dan menduga handphone mamanya habis baterai.
"Ceklis satu sampai sore hingga malam, tak biasanya mamah seperti itu, dari situ saya dikabari ayah untuk segera pulang ke Cianjur," kata Srikanti.
Sang ayah, Agus Gunawan (45) langsung menuju lokasi longsor Sate Shinta dan mencari segala informasi di lokasi tersebut.
Baca juga: Suami Istri Ini Lolos dari Maut saat Gempa Cianjur Hancurkan Rumah Mereka: Satu Jam Kami Tertimbun
"Ayah tak pernah pulang ke rumah, ia terus berada di lokasi longsor sejak hari pertama kejadian hingga hari ini ditemukan," kata Srikanti.
Ditemui di sekitar mayat, wajah Agus terlihat sangat lelah.
Anggota Polsek Mande ini menyempatkan untuk tersenyum saat disapa Tribun meski menyimpan duka yang sangat mendalam.
Agus mengatakan, sejak hari pertama ia sangat ingin sekali menemukan anak dan istrinya.
Makanya ia berada di dekat lokasi longsor setiap hari.
Hujan dan udara dingin yang kerap menerpa kawasan Cugenang sudah tak ia rasakan di tubuhnya.
Dalam hatinya ia selalu ingin segera menemukan anaknya.
"Dingin sudah tak terasa di tubuh selama empat hari di sana," ujarnya singkat.
Agus mengatakan, saat ditemukan, istrinya sedang memeluk anaknya.
Sulitnya proses evakuasi membuat mobil Avanza tersebut harus dipotong-potong.
Saat evakuasi, jenazah anak terlepas sehingga yang terakhir diangkat.
Agus mengatakan, ia akan membawa jenazah istri dan anaknya ke Desa Jayagiri, Kecamatan Sindangbarang ,Cianjur selatan.
Pasalnya rumah dan kawasan Awilarangan juga sudah rusak diterjang gempa.
Rekan kerja termasuk Kapolsek Mande Iptu Dadeng pun berdatangan ke kamar mayat dan mengucapkan belasungkawa kepada Agus.
Data yang dihimpun di kamar mayat, total yang berada di mobil Avanza abu pelat nomor B 2628 SKR TK Al Azhar berjumlah 8 orang.
Enam orang kepala sekolah TK, satu orang guru, dan seorang anak balita.
Tangis keluarga pecah
Isak tangis dari rekan dan keluarga pecah di halaman kamar mayat RSUD Sayang Cianjur saat enam jenazah para kepala sekolah TK tiba di kamar mayat, Jumat (25/11/2022) pagi.
Satu persatu kantong jenazah diturunkan untuk diidentifikasi forensik.
Rekan dan keluarga dari para kepala sekolah sudah menunggu sejak pagi.
Semua menitikan air mata saling berpelukan tatkala tim forensik memanggil satu persatu keluarga untuk masuk ke kamar mayat dan memastikan bahwa itu keluarga mereka.
10 jasad ditemukan
Proses evakuasi korban di lokasi longsor Jalan Raya Cipanas-Puncak terus dilakukan sampai saat ini.
Terhitung sejak pagi, Jumat (25/11/2022) sudah 10 kantong jenazah yang berhasil diangkut mobil ambulans.
10 jasad ini berhasil diangkat, tepat sebelum salat jumat, 6 di antaranya terjepit di dalam mobil Avanza hitam.
"Tadi pagi sudah empat. Sekarang enam. Empat orang dewasa, satu orang anak-anak," kata Agung Widodo anggota tim SAR gabungan dari Damkar DKI Jakarta dijumpai TribunnewsBogor.com di lokasi.
Agung menjelaskan, lokasi mereka yang terhimpit di dalam mobil itu dekat dengan saluran air.
"Masih di dalam mobil. Semuanya terjepit dan terhimpit. Terhimpit, dan tertimbun tanah dekat saluran air," ungkapnya.
Saat ditemukan, Agung membeberkan pihaknya tidak menemukan barang-barang atau identitas lain.
"Tidak ada barang lain. Hanya tubuh dari jasad di dalam mobil saja," tambahnya.
Terkait mobil avanza, Agung mengatakan, saat ini masih berada di dekat saluran air.
"Mobilnya masih belum terevakuasi. Mobilnya berwarna hitam. Mungkin nanti pakai alat untuk narik mobilnya ke atas," katanya.
Penulis: Ferri Amiril Mukminin
Sebagian dari artikel ini telah tayang di TribunJabar.id dengan judul Ibu dan Anak Ditemukan Meninggal Berpelukan di Lokasi Longsor Gempa Cianjur, Mobil Terpaksa Dipotong