Laporan Wartawan Tribunnews.com, Gita Irawan
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - PT Dirgantara Indonesia (PTDI) sebagai mitra pelaksana Kementerian PPN RI/Bappenas dalam acara Indonesia Development Forum (IDF) 2022 di Movenpick Resort, Jimbaran, Bali, menggelar Special Session (sesi khusus).
Sesi khusus tersebut mengusung tema Reviving the Aerospace Industries through Sustainable Aircraft Projects in Indonesia.
Dalam kesempatan tersebut Direktur Produksi PTDI Batara Silaban hadir sebagai pembicara dan mengangkat topik N219 Contract, Development, Industrial Set-up & Customer Support.
Hadir pula dalam kesempatan tersebut beberapa pemangku kepentingan lain di antaranya dari Kementerian Keuangan RI, PT Regio Aviasi Industri, Indonesia National Air Carriers Association (INACA) dan PINA Pembiayaan Kreatif.
Dalam kegiatan tersebut disampaikan bahwa pesawat N219 dapat menjawab misi Presiden dalam hal pembangunan yang merata dan berkeadilan dengan menyediakan wahana konektivitas multimoda untuk mendukung pertumbuhan ekonomi.
Diharapkan hal tersebut juga dapat mendorong penyebaran pusat-pusat pertumbuhan ke wilayah yang belum berkembang.
Pesawat N219 diklaim dapat dimaksimalkan pemanfaatannya baik di sektor militer, sipil, maupun komersial.
Baca juga: Pesawat N219 Amfibi Siap Dipasarkan Pada 2025, Ada Opsi untuk Kebutuhan Militer
Disebutkan pula pada 3 November 2022 lalu PTDI berhasil memperoleh kontrak pengadaan sebanyak 11 pesawat N219 dari PT Karya Logistik Indotama.
Sedangkan potensi kontrak lainnya di tahun 2023 adalah sebanyak 10 unit dari Kementerian Pertahanan RI/TNI AD dan 3 (tiga) unit versi Amfibi dari Provinsi Kepulauan Riau.
Pada acara IDF 2022 tersebut Bappenas telah meluncurkan Peta Jalan Pengembangan Industri Dirgantara Indonesia.
Hal tersebut dilakukan sebagai bentuk dukungan untuk keberlanjutan project-project pesawat terbang, baik berupa produksi maupun pengembangan khususnya pesawat N219 yang dinilai penting untuk kebangkitan dan kemajuan industri pesawat terbang di Indonesia.
Direktur Utama PTDI Gita Amperiawan mengatakan pihaknya menyongsong Indonesia sebagai industri dirgantara bisa mendorong sebagai penggerak pertumbuhan perekonomian Indonesia.
Dari beberapa poin terkait master plan tersebut, kata Gita, hal yang utama adalah real produk.