TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Badan Nasional Pencarian dan Pertolongan atau Basarnas mengungkapkan kesulitan pencarian korban hilang akibat gempa bumi Cianjur.
Kondisi hujan hingga tanggul Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) yang jebol disebut memperlambat pencarian.
"Dan tadi pagi di atas itu ada pipa PDAM jebol, dan alirannya cukup deras dan itu sempat di pagi hari fokus kita beralih untuk membuat tanggul sementara," ucap analis Pencarian dan Pertolongan Basarnas Joshua Banjarnahor saat jumpa pers daring, Sabtu (26/11/2022).
"Dan adapun beberapa kendala yaitu kita ketahui bersama adalah hujan," tambahnya.
Joshua mengatakan aliran air dari pipa yang jebol itu sangat deras.
Hal itu katanya berbahaya bagi Tim SAR Gabungan yang sedang mengevakuasi korban.
"Karena airnya sangat melimpah, sangat berisiko bilamana air tersebut mengarah ke rekan-rekan yang sedang melakukan pencarian," kata dia.
Diinformasikan, korban tewas akibat gempa magnitudo (M) 5,6 yang terjadi di Cianjur, Jawa Barat, Senin (21/11/2022) kembali bertambah.
Kini, korban tewas gempa Cianjur itu menjadi 318 orang.
"Korban jiwa yang meninggal dunia jumlah 318 orang," ujar Deputi 3 Tanggap Darurat BNPB Mayor Jendreal Fajar Setiawan saat konferensi pers daring, Sabtu (26/11/2022).
Baca juga: BNPB Catat 7.729 Orang Luka H+5 Gempa Bumi Magnitudo 5.6 Cianjur
Suharyanto juga mengungkap ada 14 korban yang masih belum ditemukan.
Menurutnya, Tim SAR akan terus mencari korban yang hilang tersebut.
"Korban hilang ataupun masih dalam status pencarian 14 jiwa dengan rincian 24 jiwa dikurangi 8 pencarian hari ini atau ditemukan dan 2 korban di warung sinta," katanya.