TRIBUNNEWS.COM, CIANJUR - Badri alias Apihbadi (62) menatap kosong melihat rumah tetangga di depannya yang rusak akibat gempa Cianjur, Senin (26/11/2022) lalu.
Saat ditemui, ia hanya duduk terdiam di depan rumahnya di Kampung Cisarua, Desa Sarampad, Kecamatan Cugenang, Kabupaten Cianjur.
Kepada Tribunnews Depok, Sabtu (26/11/2022) kemarin, pria yang disapa Apih itu menceritakan bagaimana detik-detik saat gempa bumi terjadi, Senin lalu.
Apih mengaku, ketika itu sedang berbaring di kamarnya.
"Saya sedang sakit saat itu. Meriang. Jadi berbaring saja di kamar. Kemudian, terjadi gempa, menggoyang rumah kami," kata Apih.
Spontan, Apih langsung lari keluar rumah.
Dia mengaku, bahkan hampir terjungkal menabrak tembok karena panik saat menyelamatkan diri.
"Goyangan gempa hanya beberapa detik, tetapi sangat kuat. Semua perabotan di rumah jatuh. Saya merasa seperti kiamat saja," ujarnya.
Baca juga: Kisah Bocah Korban Gempa Cianjur yang Dirawat Ala Kadarnya oleh RS, Alasannya Tak Ditanggung BPJS
Setelah selamat sampai di halaman rumah, Apih menyelamatkan istrinya yang terkena material bangunan yang jatuh dari atas dapur rumahnya.
Apih lalu berkumpul bersama istri, anak dan cucunya di halaman depan rumah.
Sesaat kemudian dia melihat bangunan dua lantai milik Pesantren Almubarok yang berada di depan rumahnya ambruk.
"Ada santriwati yang minta tolong. Lalu saya pergi menyelamatkan satu santriwati yang pingsan di pesantren tersebut," ucapnya.
Semua santriwati di pesantren tersebut, lamjut Apih, selamat dari bangunan yang ambruk itu.
"Alhamdulilah, mungkin karena karunia Allah semua santriwati selamat. Tidak ada yang cacat. Hanya ada satu yang pingsan, kaget kali ya," imbuhnya.