News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Sekeluarga Meninggal di Magelang

Fakta-fakta Pembunuhan di Magelang: Keluarga 2 Kali Diracun karena Sakit Hati, Terancam Hukuman Mati

Penulis: Galuh Widya Wardani
Editor: Sri Juliati
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Ilustrasi Racun. Fakta-fakta peritiwa pembunuhan satu keluarga di Magelang, Jawa tengah, bermula dari racun online hingga akhirnya terancam hukuman mati

Upaya pembunuhan sebelumnya telah dilakukan pada 23 November lalu.

Pada waktu itu, DDS menaruh racun jenis arsenik di minuman dawet yang sengaja dibelinya.

Minuman dawet-dawet itu lantas diberikan kepada orang tua, kakak serta beberapa orang lainnya.

Namun, percobaan pembunuhan itu gagal.

Tiga anggota keluarga ditemukan tewas di sebuah rumah di Jalan Sudiro, No.2, Gang Durian, RT10/RW1, Desa Prajenan, Mertoyudan, Kabupaten Magelang, Senin (28/11/2022). Penampakan kondisi rumah tempat penemuan jenazah dipasangi garis polisi di Mertoyudan, Magelang, Senin (28/11/2022). (Tribun Jogja/Nanda Sagita Ginting)

Baca juga: Update Kasus Sekeluarga Tewas Diracun di Magelang: Motif hingga Dua Kali Rencanakan Pembunuhan

"Rabu sudah mencoba(meracuni korban), tapi kadar racunnya rendah sehingga hanya membuat korban muntah-muntah," kata Plt Kapolresta Magelang AKBP Mochammad Sajarod Zakun dikutip TribunJogja.com.

DDS kemudian kembali melancarkan aksinya dengan menaruh racun di minuman teh dan es kopi pada Senin (28/11/2022) kemarin.

DDS mengaku menaruh racun sebanyak dua sendok teh ke minuman tersebut.

Nahas, minuman tersebut lantas dikonsumsi keluarganya hingga akhirnya meninggal.

Motif Sakit Hati dan Terbebani

Kepada kepolisian, DDS mengaku merasa dibebani oleh keluarganya untuk membantu perekonomian keluarga.

Apalagi setelah ayahnya pensiun, situasi ekonominya sedang sulit.

DDS merasa tidak adil karena menerima tanggung jawab itu, sedangkan kakaknya tidak dibebani untuk membantu perekonomian keluarga.

Motif pembunuhan berancana yang dilakukan oleh DDS itu pun dilatarbelakangi karena sakit hati.

Sakit hati DDS bermula saat sang ayah memasuki masa pensiun sekitar dua bulan silam.

Halaman
123
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini