TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Rileks sejenak dari dunia politik, Sekretaris Jenderal DPP PDI Perjuangan Hasto Kristiyanto menyempatkan menghadiri kejuaraan nasional seni bela diri Ju-jitsu.
Hasto tekun menyimak sejumlah pertandingan baik di kelompok putera maupun puteri.
Hasto saat ini tercatat sebagai Dewan Pembina PBJI.
Tak tanggung-tanggung dari pagi hingga sore Hasto mengikuti kejuaraan nasional Ju-jitsu "Kepala RSPAU dr. Suhardi Hardjolukito Cup" di Yogyakarta, Minggu (4/12/2022).
Kepala RSPAU dr. Suhardi Hardjolukito Marsma TNI dr. Mukti Arja Berlian dan Sekjen PBJI Dedy Triharjanto mendampingi Hasto.
Beberapa kali Hasto berdiri dari kursinya melihat atlet Ju-jitsu yang sedang bertarung ketat. Bahkan mereka pindah tempat agar lebih dekat dengan matras duel Ju-jitsu tersebut.
"Ju-jitsu tak hanya mengajarkan kedisiplinan, semangat pantang menyerah, dan dalam pertandingan tadi kita lihat bagaimana spirit itu muncul bahkan dalam salah satu seni bela diri yang ditampilkan, terlihat para atlet Ju-jitsu mampu menggunakan energi dari lawan kemudian mengunci serangan lawan itu," kata Hasto saat memberi sambutan.
Spirit ini, kata Hasto, bisa diterapkan dalam tingkat nasional, bagaimana kita bersaing dengan bangsa-bangsa lain.
"Kalau kita menggunakan energi persaingan itu sebagaimana kita analogikan dengan Ju-Jitsu yang mampu melihat kelemahan serangan lawan, dan bahkan menggunakannya untuk mengunci balik serangan tersebut maka kita pun bisa gunakan jurus nasional kita untuk mengunci kekuatan ‘lawan’ dalam persaingan global dengan negara lain. Ini luar biasa filosofinya," urai Hasto.
Hasto menyinggung spanduk yang bertuliskan the art of war di berbagai sudut area kejurnas.
Disebutnya, Ju-jitsu juga lahir dari semangat samurai, dari suatu tatanan moral berjuang dengan ketekunan, disiplin, dan tak pernah menyerah.
Baca juga: Hasto Kristiyanto Respons Kabar PDIP Bakal Umumkan Capres pada Perayaan HUT ke-50
"Semangat ini kita gelorakan. Semangat mengandung seni dan tekat yang sangat kuat. Mengandung spirit perjuangan bagaikan api tak kunjung padam. Karena itulah saya bersedia menjadi salah satu pembina dari pengurus besar Jujitsu ini," tambah Hasto.
Dari Sekjen PBJI, Hasto mendapatkan informasi bahwa anggota Ju-jitsu Indonesia terbesar di dunia, mencapai 50 ribu orang.
Untuk diketahui, saat ini Ju-jitsu memiliki beberapa sistem termasuk dari Jepang dan Brasil.
Hasto mengatakan dirinya akan berkomunikasi dengan Dubes RI untuk Jepang Heri Akhmadi yang juga pembina PBJI agar dapat mendorong peningkatan kualitas atlet Indonesia, dengan menghadirkan pelatih terbaik.
"Para atlet menunjukkan fighting spirit di bawah komando wasit, sehingga punya jiwa sportifitas. Jiwa ini yang seharusnya dunia politik juga belajar sportifitas dari olahraga," ucap pria asal kelahiran Yogyakarta itu.
"Selamat atas pelaksanaan kejurnas yang luar biasa. Mari kita berjuang dengan penuh kedisiplinan dan mari menggelorakan semangat Ju-jitsu, the art of war, semangat sportifitas, dan disiplin tanpa batas. Semangat dan tekun dalam mencetak prestasi," pungkas Hasto yang kemudian didaulat untuk menyerahkan medali kepada sejumlah atlet yang menang.
Kepala RSPAU dr. Suhardi Hardjolukito Marsma TNI dr. Mukti Arja Berlian mengatakan usai kejurnas ini masih banyak yang harus dilakukan untuk mencapai level juara internasional. Diapun menyampaikan sejumlah nasihat kepada para atlit.
"Tunjukkan yang terbaik bisa bersaing dengan negara lain, saya yakin kalian pasti bisa, selama ada kemauan, keseriusan dan tentunya diimbangi dengan latihan yang terus menerus. Keberhasilan tidak bisa dicapai dengan instan. Keberhasilan dicapai dengan latihan, latihan dan latihan. Saya harapkan atlet generasi muda masa depan bangsa untuk dapat terus, memacu berprestasi yang terbaik untuk bangsa dan negara yang kita cintai, Indonesia," sebutnya.