TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Poltracking Indonesia merilis hasil survei terkait tingkat kepuasan masyarakat terhadap kinerja pemerintahan Presiden Joko Widodo (Jokowi) - Ma’ruf Amin.
Direktur Eksekutif Poltracking Indonesia Hanta Yuda mengatakan tingkat kepuasan masyarakat terhadap kinerja Jokowi-Ma’ruf mengalami kenaikan pada akhir tahun 2022 ini.
“Tingkat kepuasan kepada pemerintahan secara keseluruhan yaitu gabungan presiden Jokowi dan Wakil Presiden Ma’ruf Amin yaitu sebesar 73,2 persen,” kata Hanta Yuda dalam rilisnya secara virtual, Kamis (8/12/2022).
Di sisi lain, sebanyak 19 persen publik mengaku kurang puas terhadap kinerja Jokowi-Ma’ruf dan 7,8 lainnya mengaku tidak tahu.
Ia mengatakan angka tersebut mengalami kenaikan dibandingkan dengan survei pada periode sebelumnya.
“Kami melakukan survei setiap 3 bulan sekali, trennya bisa dibandingkan dengan berbagai macam teman-teman lembaga survei, memang ada kenaikan,” tuturnya.
Pada Oktober 2021, sebanyak 67,4 persen publik mengaku puas terhadap kinerja Jokowi-Ma’ruf, kemudian pada Mei 2022 sempat mengalami penurunan di angka 59,6 persen.
Lalu pada agustus kembali melejit di angka 66,2 persen dan pada November ini menyentuh 73,2 persen.
Yuda menyebut turunnya tingkat kepuasan terhadap Kinerja Jokowi berkaitan dengan kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM).
“Tren ini terlihat tren kepuasan kepada pemerintahan Joko Widodo-Ma’ruf Amin itu sedang naik, trennya naik di November terakhir menjelang pergantian tahun menuju 2023 mendatang,” ujarnya.
Secara keseluruhan dia mengatakan tingkat kepercayaan terhadap pemerintaha Jokowi-Ma’ruf berada di angka 73,7 persen.
Baca juga: Survei LSJ: Mayoritas Pendukung Jokowi Alihkan Pilihan ke Prabowo Subianto di Pilpres 2024
Adapun Poltracking Indonesia menyelenggarakan survei nasional pada 21-27 November 2022 dengan menggunakan metode stratified multistage random sampling.
Jumlah sampel dalam survei ini adalah 1220 responden dengan margin of error +/- 2.9 persen pada tingkat kepercayaan 95 persen.
Klaster survei ini menjangkau 34 provinsi seluruh Indonesia secara proporsional berdasarkan data jumlah populasi pemilih terakhir, sedangkan stratifikasi survei ini adalah proporsi jenis kelamin pemilih.
Metode sampling ini meningkatkan representasi seluruh populasi pemilih secara lebih akurat.
Pengumpulan data dilakukan oleh pewawancara terlatih melalui wawancara tatap muka dengan kuesioner terhadap responden yang telah terpilih secara acak. Setiap pewawancara mewawancarai 10 responden untuk setiap satu desa/kelurahan terpilih.
Saksikan juga Talkshow Nasional: Partai Lama vs Partai Baru Jelang Pemilu 2024 di bawah ini: