News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Pemilu 2024

Satu Per Satu Petinggi PSI Mengundurkan Diri, Terbaru Rian Ernest, Inikah Penyebabnya?

Editor: Hasanudin Aco
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Ketua Umum Partai Solidaritas Indonesia (PSI), Giring Ganesha menerima plakat nomor urut 15 (lima belas) saat penetapan nomor urut partai politik peserta Pemilu 2024 di Gedung KPU, Jakarta, Rabu (14/12/2022). KPU resmi menetapkan nomor urut partai politik peserta Pemilu 2024 yang diikuti 17 partai nasional dan 6 partai lokal Aceh. TRIBUNNEWS/IRWAN RISMAWAN

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA  - Satu per satu elite Partai Solidaritas Indonesia (PSI) mengundurkan diri.

Kali ini, politikus Rian Ernest mengikuti jejak kawan-kawannya di PSI mundur sebagai kader PSI.

Rian Ernest menegaskan sikapnya itu dalam video yang diunggah di akun Facebook pribadinya @Rian Ernest, Kamis (15/12/2022).

"Saya mengambil keputusan yang berat, tapi perlu saya lakukan. Melalui video ini saya menyatakan pengunduran diri saya dari PSI. Meski berat, saya meyakini ini adalah keputusan yang benar untuk langkah politik saya ke depannya," kata Rian Ernest.

Baca juga: Rian Ernest Mundur dari PSI, Giring: Kami Punya Ratusan Kader Muda Terbaik

Rian mengucapkan terima kasih atas dukungan, kritik atas perjalanan politiknya selama empat tahun ke belakang.

"Khususnya saya mau mengucapakan terima kasih kepada PSI yang telah menjadi rumah begitu hangat dan nyaman selama 4 tahun ini."

"Saya berterimakasih kepada sis Grace Natalie, Bro Giring, Raja Antony dan seluruh rekan di PSI. Semoga para saudara dan sahabat sekalian terus mendukung ke manapun langkah politik saya selanjutnya," ujarnya.

Meski mundur dari PSI, Rian Ernest mengatakan perjuangan dirinya menyampaikan aspirasi dan mencerdaskan rakyat tidak akan berhenti.

"Karena besarnya potensi Indonesia perlu cara-cara berpolitik yang lebih baik. Karena itu, saya Rian Ernest akan tetap di jalur politik. Saya akan terus membutuhkan bantuan Anda untuk menjadi politisi yang lebih baik dan bermanfaat," katanya.

Mereka yang Mengundurkan Diri

1.  Tsamara Amany

Ketua DPP Partai Solidaritas Indonesia (PSI), Tsamara Amany mengumumkan pengunduran dirinya sebagai pengurus dan kader PSI, melalui sebuah video di kanal YouTube pribadinya, pada Senin (18/4/2022).

Tsamara menegaskan bahwa keputusan ini ia ambil atas dasar pertimbangan pribadi.

Pasalnya ia merasa membutuhkan perjuangan baru diluar partai politik

Sudah 5 tahun ia mengabdikan diri di PSI sebagai Ketua DPP.

"Keputusan ini saya ambil atas dasar pertimbangan pribadi, saya merasa membutuhkan perjuangan baru diluar partai politik," kata Tsamara dalam tayangan video di kanal YouTube pribadinya, pada Senin (18/4/2022).

2.  Surya Tjandra

Eks politikus PSI Surya Tjandra mundur dari PSI dan  secara terang-terangan  mengaku  mendukung Anies Baswedan dalam pemilu 2024 mendatang. 

"Harus ada. Kita dalam Pilpres atau Pilkada bukan nyari malaikat. Bukan nyari manusia dewa atau manusia setengah dewa. Tapi yang tersedia, yang ada. Nah dalam konteks itu siapapun yang ada harus bisa melanjutkan. Karena ini bukan cuma amanat tapi tanggungjawab dong," kata Surya Tjandra dikutip dari pemberitaan Kompas TV 28 Juli 2022. 

3. Sunny Tanuwidjaja

Sunny Tanuwidjaja resmi mundur dari jabatannya sebagai Sekretaris Dewan Pembina Partai Solidaritas Indonesia (PSI).

Wakil Ketua Dewan Pembina PSI Grace Natalie saat itu mengatakan Sunny sebenarnya sudah mundur sejak satu tahun yang lalu dan digantikan oleh Raja Juli Antoni.

Sunny, ujar Grace, mengundurkan diri dengan alasan pribadi.

Namun diketahui kini, Sunny malah mendukung Anies Baswedan yang menjadi oposisi PSI sejak 2017.

4.  Michael Victor Sianipar

Dikutip dari Kompas TV, Michael Victor Sianipar, Politisi sekaligus Ketua DPW PSI DKI Jakarta mundur dari PSI.

Michael mengaku mengambil keputusan itu karena sudah tidak meyakini dapat berpolitik bersama PSI lagi.

"Saya bergabung di PSI sejak tahun 2015, dan pernah juga menjadi pengurus dari tingkat kota hingga DPP. Banyak hal yang sudah saya lakukan bersama rekan-rekan di PSI. Namun dengan berat hati, sudah saatnya saya mengundurkan dari partai yang saya cintai ini,” kata Michael, melalui keterangan resmi pada Senin (5/12/20222).

Selama lima tahun mengetuai PSI DKI Jakarta, Michael mengklaim telah secara konsisten mengawal PSI sebagai partai oposisi terhadap pemerintahan Gubernur Anies Baswedan tahun 2017-2022.

5. Rian Ernest

Rian menyatakan pengunduran diri sebagai keputusan yang benar untuk langkah politik kedepannya.

Meski mundur, Rian Ernest menuturkan dirinya tetap berjuang melalui jalur politik.
Ia pun menyampaikan terima kasih kepada rekan-rekan seperjuangannya saat bersama-sama di PSI.

"Saya berterima kasih kepada sahabat saudara, mentor dan rekan seperjuangan saya di PSI," ungkapnya.

Elektabilitas PSI Masih Rendah

Litbang Kompas menggelar survei yang berlangsung pada 26 Mei-4 Juni 2022 lalu.

Survei untuk mengetahui elektabilitas atau tingkat keterpilihan partai-partai di Indonesia.

Survei ini melibatkan 1.200 responden yang dipilih secara acak menggunakan metode pencuplikan sistematis bertingkat di 24 provinsi.

Tingkat kepercayaan metodei ini mencapai 95 persen dengan margin of error penelitian sekitar 2,8 persen.

Hasil survei Litbang Kompas tersebut menunjukkan ada empat partai yang memiliki elektabilitas di bawah 1 persen.

Keempat partai tersebut adalah:

Partai Solidaritas Indonesia (PSI): 0,7 persen
Partai Bulan Bintang (PBB): 0,4 persen
Partai Garuda: 0,2 persen
Partai Berkarya: 0,1 persen.

Lantas, mengapa parta-partai tersebut sulit menarik hati pemilih?

Managing Director of Paramadina Public Policy Institute Ahmad Khoirul Umam saat itu  mengatakan, partai-partai tersebut masih belum menemukan selling points yang bisa mereka tawarkan kepada pemilih.

"Tidak ada sisi pembeda, termasuk dalam aspek narasi, platform, visi-misi, hingga ketokohan kuat," kata Umam kepada Kompas.com, Selasa (21/6/2022).

Padahal menurut Umam, ketokohan mampu mendorong mereka mengembangkan kekuatan jaringan dan infrastruktur partai secara signifikan.

Umam juga mengingatkan bahwa kualitas dan kapasitas ketokohan sangat menentukan elektabilitas partai.

"Mampukah tokoh itu menjawab ekspektasi publik dan mampu memposisikan diri dengan kalkulasi yang tepat dalam berbagai perdebatan publik," ujarnya.

Apabila tidak mampu menjawab ekspektasi publik, tokoh yang diharapkan tersebut justru bisa menggerus kepercayaan publik secara signifikan.

Akibat dari semua itu, partai-partai non-Senayan tersebut mengalami stagnasi elektabilitas dari Pemilu ke Pemilu selanjutnya.

Ia pun menyarankan agar mereka memikirkan ulang strategi internal mereka.

"Termasuk membuka potensi merger dengan sesama partai kecil lainnya agar mampu mengonsolidasikan kekuatan politik untuk menembus Parliamentary Threshold 4 persen," jelas dia.

"Langkah itu relevan untuk dipertimbangkan supaya suara rakyat yang diperoleh tidak mubazir," tutupnya.

PSI Anti Anies?

Selama ini PSI dikenal partai yang tidak mendukung Anies Baswedan.

PSI lebih mendukung Ganjar Pranowo pada Pilpres 2024.

Terkait hal itu,  Menurut Direktur Arus Survei Indonesia, Ali Rif'an, antara PSI dan Anies Baswedan sebenarnya punya irisan suara yang hampir mirip.

Yakni kelas perkotaaan dan kelas terdidik.

"Mundurnya sejumlah petinggi PSI dan dukung Anies Baswedan itu tidak mengagetkan. Figur Anies itu justru sebenarnya malah mirip kayak representasi PSI dalam tanda kutip ya," kata Ali kepada Kompas.TV, Selasa (6/11/2022).

"Kalau dari platform dan cara berpolitik gagasan, salah satu ceruk kelas menengah terdidik itu digarap PSI dan Itu juga yang mewakili Anies," sambungnya.

Ia lantas menyebut faktor politik di Pilkada DKI membuat keduanya berseberangan.

"Kalau Anies yang dulu, ia dikenal sebagai intelektual dan mewakili kelas menengah terdidik seperti PSI. Anies itu kelas menengah. Ibarat musik, ia pop bukan musik dangdut," paparnya.

Maka dari itu pilihan PSI untuk mendukung Ganjar Pranowo alih-alih ke Anies Baswedan meskipun irisan suara hampir sama bisa ia pahami.

PSI, kata Ali, yang sudah mendapatkan ceruk kota, sedang berusaha mendapatkan massa yang lebih ke 'dangdut', demi meloloskan efek ekor jas bagi partainya lolos ke DPR RI.

"Ibarat musik, PSI harus lebih mengarah ke dandgut dan itu di Ganjar Pranowo. Masyarakat menggemari. Secara demografi, masyarakat kita masih menengah ke bawah dominan bawah," jelasnya.

"Kalau Anies agak elite. Kalau bicara ia masuk cluster perkotaan. PSI cenderung ceruk perkotaaan. Kalau PSI bisa lolos senayan, PSI harus bergeser dan dukung Ganjar," sebutnya.

Sumber: Tribunnews.com/Kompas.com/Kompas.TV

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini