TRIBUNNEWS.COM - Ahli forensik dari RSCM Ade Firmansyah memberikan keterangan yang berbeda dari ahli forensik Pusdokkes Polri soal jumlah luka tembak di tubuh Brigadir Nofriansyah Yosua Hutabarat.
Ade Firmansyah menyebutkan jumlah luka tembakan yang ada di tubuh Brigadir J ada lima luka tembak masuk dan empat luka tembak keluar.
Dua di antaranya, kata Ade, yang paling mematikan.
Adapun lokasi lukanya berada di dada dan kepala.
Sementara itu dua luka yang ada di jari dan pipi adalah luka pantulan dari peluru yang keluar lalu yang kembali memantul ke tubuh Brigadir J.
"Ada (salah satu titik) luka, kami melihatnya bukan sebagai luka tembak masuk tersendiri."
"Karena itu adalah berdasarkan alur lintasan anak peluru itu bisa disebabkan oleh luka tembak masuk yang berasal dari lengan bawah kiri bagian belakang."
https://www.youtube.com/watch?v=Y5PQoRiGhFs
Baca juga: Fakta Kondisi Jenazah Brigadir J Sesaat Setelah Penembakan di Rumah Ferdy Sambo, Maskernya Bolong
"Arahnya pelurunya akan keluar dari lengan bawah kiri bagian depan dan kemudian bisa mengenai jari manis dan jari kelingkingnya."
"Sehingga itu satu lintasan dari lengan bawah sampai ke jari."
"Adapun luka tembak masuk yang ada di bawah mata sebelah kiri, kami juga melihat itu sebagai juga jalur lintasan," kata Ade Firmansyah saat ditanyai Jaksa Penuntu Umum (JPU) di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan.
Kesaksian itu berbeda dengan kesaksian Farah Primadani Karouw yang merupakan ahli forensik dan medikolegal dari RS Bhayangkara Pusat Kedokteran dan Kesehatan (Pusdokkes) Polri.
Sementara itu, menurut kesaksian Farah Primadani, sebelum diautopsi ulang, di tubuh Brigadir J terlihat ada sebanyak tujuh luka tembak masuk.
Tak hanya itu, ahli juga mengungkapkan ada sebanyak enam luka tembak keluar di tubuh korban.