TRIBUNNEWS.COM - Menteri Koordinator Bidang Maritim dan Investasi (Menko Marves), Luhut Binsar Pandjaitan, mengkritik cara kerja Komisi Pemberantas Korupsi (KPK).
Luhut mengatakan operasi tangkap tangan (OTT) KPK sebenarnya tak efektif.
Selain itu, lanjut Luhut, OTT KPK justru membuat citra buruk bagi Indonesia.
Dirinya meyakini bahwa digitalisasi pada berbagai sektor akan membuat OTT terkait pidana korupsi tidak lagi terjadi.
Luhut lebih mendorong transformasi digital dalam pemberantasan korupsi dan perlu dilakukan lebih masif.
Luhut menyampaikan kritikannya tersebut saat menyampaikan sambutan dalam acara Peluncuran Aksi Pencegahan Korupsi 2023-2024 yang digelar KPK dan sejumlah kementerian/lembaga lainnya.
Baca juga: Novel Baswedan Respons Pernyataan Luhut soal OTT KPK: Masih Belum Bisa Pahami Dampak Korupsi?
"OTT itu kan ndak bagus sebenarnya, buat negeri ini jelek banget," kata Luhut.
"Tapi kalau kita digital live siapa yang mau lawan kita? Jadi KPK pun jangan pula sedikit-sedikit tangkap-tangkap," kata Luhut lagi, dilansir YouTube Kompas TV.
"Tapi kalau digitalisasi ini sudah jalan menurut saya tak bisa main-main."
Kritikan Luhut pun didengar oleh Ketua KPK, Firli Bahuri, dan pejabat lembaga anti-rasuah yang lain.
Firli saat itu terlihat sibuk menghadap ponselnya, sedangkan pejabat KPK yang lain tampak tersenyum mendengar kritikan dari Luhut.
Respons Novel Baswedan
Eks penyidik KPK, Novel Baswedan, menanggapi soal pernyataan Luhut yang tak setuju dengan OTT KPK.
Novel pun tak setuju dengan pernyataan Luhut soal OTT KPK malah membuat negara Indonesia bercitra buruk.