TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Presiden Joko Widodo (Jokowi) kembali memberikan sinyal kemungkinan adanya perombakan menteri di Kabinet Indonesia Maju atau reshuffle.
Peryataan itu disampaikan Presiden Jokowi saat ditanya perihal hasil Survei Charta Politika yang menunjukkan mayoritas publik menginginkan adanya reshuffle kabinet.
Usai meresmikan Bendungan di Kabupaten Bogor, pada Jumat (23/12), Jokowi menjawab singkat bahwa reshuffle tersebut mungkin dilakukan.
“Mungkin (dilakukan reshuffle),” kata Presiden Jokowi.
Baca juga: Daftar Reshuffle Kabinet yang Pernah Dilakukan Jokowi Sejak Periode Pertama
Meski begitu, Presiden Jokowi tidak menyebut secara pasti kapan reshuffle tersebut akan dilakukan. Apakah akhir tahun 2022 atau awal tahun 2023, mendatang.
“Ya nanti (akan ada reshuffle),” ucap Jokowi.
Memang, dalam survei Charta Politika memotret soal persepsi publik terhadap para menteri di Kabinet Indonesia Maju.
Survei dilakukan pada tanggal 8 - 16 Desember 2022 hasilnya menunjukan sebanyak 60,5 persen menyatakan puas terhadap kinerja para menteri. Lalu, 32, 7 persen menyatakan tidak puas dan 6,9 persen menyatakan tidak tahu/tidak menjawab.
Direktur Eksekutif Charta Politika Yunarto Wijaya berpandangan, bahwa tingkat kepercayaan yang tinggi publik terhadap Presiden Jokowi masih menjadi faktor bahwa kinerja menteri baik.
"Sosok kepercayaan terhadap presiden dan wapres ini masih menjadi faktor dab lebih punya peran," kata Yunarto dalam rilis surveinya, Kamis.
Meski demikian, publik juga dimintai soal persepsinya apakah perlu di lakukan reshuffle kabinet saat ini.
Hasilnya, 61,8 persen setuju jika dilakukan reshuffle kabinet. Sedangkan, 26,6 persen tidak setuju dan 11,7 persen menyatakan tidak tahu/tidak menjawab.
"Pekerjaan rumah untuk presiden Jokowi, kalau ingin meninggalkan legecy memastikan bukan hanya dirinya yang dicintai masyarakat, tetapi kinerja dari menterinya bisa menopang kepuasan dan kepercayaan publik terhadap beliau," papar Yunarto.
Baca juga: Menilik Rabu Pon dan Rabu Pahing dalam Jejak Jokowi Lakukan Reshuffle Kabinet
"Apalagi menjelang Pemilu, ada menteri-menteri yang ingin nyapres, warpres, bahkan menteri dari parpol yang kecenderungan posisi politiknya agak berbeda, ini perlu menjadi catatan terutama di dua tahun terakhir ini," jelasnya.