Laporan Wartawan Tribunnews, Fitri Wulandari
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Memiliki anak yang tumbuh sehat, pintar dan berprestasi tentu menjadi dambaan para orang tua di dunia, termasuk di Indonesia.
Pemenuhan nutrisi baik serta pemberian akses pendidikan yang mudah dan merata tentu akan mendorong anak tumbuh menjadi generasi maju dan unggul.
Namun mirisnya, tidak semua anak memiliki kesempatan yang sama dalam memperoleh nutrisi hingga pendidikan, karena berasal dari keluarga yang kurang mampu.
Padahal generasi muda ini diharapkan dapat menjadi Sumber Daya Manusia (SDM) unggul yang mampu mewujudkan visi pemerintah yakni 'Generasi Emas 2045'.
Data UNICEF menunjukkan bahwa pada 2021, Indonesia tercatat sebagai negara yang memiliki jumlah penduduk kurang gizi tertinggi di kawasan Asia Tenggara.
Selain itu, dari sisi edukasi, proses pendidikan di Indonesia pun masih banyak terjadi peristiwa putus sekolah, di mana 1 dari 1.000 siswa mengalami putus sekolah pada jenjang SD atau sederajat.
Mirisnya, data tersebut seolah menguatkan temuan UNICEF sebelumnya pada 2020, bahwa 9 dari 10 anak di Indonesia kekurangan akses nutrisi dan pendidikan yang memadai.
Terlebih masa pandemi virus corona (Covid-19) yang telah berlangsung lebih dari 2 tahun ini tidak hanya memperburuk kondisi perekonomian saja, namun juga kesehatan bahkan akses pendidikan bagi 80 juta anak Indonesia.
Padahal sejak anak masih berada dalam kandungan hingga terlahir ke dunia, mereka memiliki hak untuk memperoleh nutrisi yang baik agar tumbuh kembang anak dapat berlangsung secara optimal.
Selain itu, dalam proses tumbuh kembangnya pun, mereka juga memiliki hak lainnya yakni mendapatkan akses pendidikan yang merata.
Baca juga: Menko PMK Ungkap Lima Life Skill Penting untuk Capai Generasi Emas 2045
Namun faktanya, tidak semua anak memiliki keberuntungan, karena ada sebagian diantara mereka yang hingga kini masih menghadapi tantangan dalam pemenuhan dua aspek penting kehidupan, yakni nutrisi anak dan pendidikan demi bisa menjadi generasi maju.
Pemerhati ibu dan anak, Founder School of Life dan Ibu Profesional, Septi Peni Wulandani mengatakan bahwa kemajuan suatu bangsa bertumpu pada generasi penerusnya.
Namun di Indonesia, masih banyak anak yang tidak memperoleh kesempatan yang sama dalam mendapatkan nutrisi dan akses pendidikan.