Namun dalam perjalanannya perang ini menjadi adu kekuatan dua kubu dengan kekuatan ekonomi besar dunia antara kekuatan Barat yakni Amerika Serikat dan Sekutunya, serta Rusia dan China.
Baca juga: Kaleidoskop 2022: Saat Jokowi Pasang Badan, Uni Eropa pun Semakin Merana
Presiden Jokowi ke Rusia dan Ukraina
Sebagai pemegang presidensi dan juga negara non blok, Indonesia diharapkan bisa menjadi jembatan perdamaian bagi pihak-pihak yang bersekutu.
Presiden RI Joko Widodo beserta Ibu Negara Iriana Joko Widodo memulai rangkaian kunjungan luar negeri ke empat negara, yakni Jerman, Ukraina, Rusia, dan Persatuan Emirat Arab, pada Minggu, 26 Juni 2022.
Kunjungan untuk memulai misi perdamaianan ke Rusia dan Ukraina dilakukan setelah Presiden lebih dahulu berkunjung ke Jerman untuk menghadiri Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G7.
Presiden mengajak Presiden Ukraina, Volodymyr Zelenskyy dan Presiden Rusia Vladimir Putin membuka ruang dialog dalam rangka perdamaian, di mana Indonesia menyatakan kesiapan untuk menjembatani komunikasi Rusia - Ukraina.
Baca juga: Kaleidoskop 2022 Peristiwa di Dunia: Tragedi Itaewon, Penembakan Thailand, Runtuhnya Jembatan India
“Kunjungan ini bukan hanya penting bagi Indonesia, tetapi juga penting bagi negara-negara berkembang untuk mencegah rakyat negara-negara berkembang dan berpenghasilan rendah jatuh ke jurang kemiskinan ekstrem dan kelaparan,” kata Jokowi dalam keterangannya.
Dalam kunjungan di masing-masing negara, Presiden Jokowi secara khusus mengundang Presiden Rusia dan Ukraina untuk hadir di KTT G20.
Presiden juga meminta jaminan keamanan Rusia bagi ekspor pangan Ukraina, sebab terganggunya rantai pasok pangan dan pupuk yang bisa berdampak kepada ratusan juta masyarakat dunia, terutama di negara berkembang.
KTT G20
Konferensi Tingkat Tinggi (KTT)/Summit, merupakan klimaks dari proses pertemuan G20, yaitu rapat tingkat kepala negara/pemerintahan. KTT diselenggarakan di Bali pada 15-16 November 2022.
Pertemuan ini terselenggara di saat dunia mengalami kehancuran yang ditimbulkan oleh pandemi Covid-19, dan tantangan lainnya termasuk perubahan iklim, yang menyebabkan kemerosotan ekonomi, peningkatan kemiskinan, memperlambat pemulihan global, dan menghambat pencapaian Tujuan Pembangunan Berkelanjutan.
Baca juga: Kaleidoskop 2022: Lika-liku Pengesahan RKUHP Jadi UU Meski Tuai Protes
Hampir semua kepala negara-negara anggota G20 hadir secara langsung dalam penyelenggaraan ini. Kementerian Luar Negeri menyatakan 17 pemimpin G20 hadir pada saat KTT.
Total kehadiran para pemimpin, termasuk Presiden RI, adalah 36 orang dari total 41 peserta.