Sementara itu, Tenaga Ahli Utama Kedeputian Kantor Staf Presiden, Ali Mochtar Ngabalin, menyebut reshuffle kabinet diperkirakan akan dilakukan pada awal 2023.
"Bahwa kapan dan kemudian siapa itu kami belum mendapatkan kabar itu."
"Tetapi kami sempat berkomunikasi juga dengan senior yang berada di dalam Istana."
"Kita tunggu waktu, mudah-mudahan awal tahun ini, kalau tidak ada keliru," ujarnya dalam program Kabar Petang YouTube tvOneNews, Minggu (25/12/2022).
Baca juga: Isu Reshuffle Kian Menguat, Siapa Saja Sosok yang Dinilai Berpotensi Masuk Kabinet Menjadi Menteri
Mengenai menteri dari Partai NasDem yang diisukan akan dicopot, Ali menegaskan Jokowi akan merombak menteri berdasarkan kinerjanya.
"Kalau reshuffle itu terjadi ukurannya bukan dari partai mana."
"Tapi seberapa jauh evaluasi kinerja maupun profesionalisme kerja dan janji, termasuk di antaranya bagaimana komitmen para menteri yang menjadi evaluasi Bapak Presiden."
"Sehingga bukan urusan partainya, tapi urusan profesionalisme antara presiden, kinerja menterinya," beber Ali Ngabalin.
Tanggapan Pengamat
Analis Politik dan Direktur Eksekutif Aljabar Strategic, Arifki Chaniago, mengatakan wajar jika partai politik pendukung pemerintahan Jokowi mendorong Partai NasDem keluar dari barisan koalisi.
Sebab, NasDem telah menentukan sikap politik yang mendukung Anies Baswedan sebagai bakal calon presiden 2024.
Menurut Arifki, menteri asal NasDem tak akan terdepak jika Jokowi memiliki kepentingan yang sama dengan partai pimpinan Surya Paloh itu.
"Pergantian kabinet mungkin saja terjadi dan itu berdampak terhadap NasDem jika Jokowi punya kepentingan dengan capres setelah 2024."
"Jika tidak, NasDem akan tetap menjadi bagian dari pemerintahan Jokowi sampai 2024," ujarnya kepada wartawan, Minggu.
Baca juga: Jokowi dan Surya Paloh di Titik Terendah: Absen Pernikahan Kaesang hingga Isu Copot Menteri Nasdem