"Bahwa presiden juga menekankan untuk mencegah atau hentikan kegiatan penyelundupan maupun kegiatan illegal di laut atau lewat laut lainnya," kata Muhammad Ali.
Kendati demikian perlunya kewaspadaan juga dengan kondisi cuaca di Indonesia.
Hal ini yang juga menjadi tantangan Muhammad Ali dalam mengemban tanggung jawabnya.
"Potensi kerawanan di laut, cuaca yang kurang bersahabat di bulan Desember ini," lanjut Muhammad Ali.
Tidak kalah penting, Muhammad Ali juga berupaya untuk menjalankan misi perombakan industri perkapalan dalam negeri.
Terutama untuk Angkatan Laut, yakni pembangunan kekuatan yang berupa KRI.
"Jadi sekarang ini TNI Angkatan Laut sudah mungkin 70 persen menggunakan produk dalam negeri kapal-kapalnya," terang Muhammad Ali.
Baca juga: Jokowi Gelar Pertemuan Tertutup dengan Panglima TNI dan Kapolri Secara Terpisah
Profil Laksamana Madya TNI Muhammad Ali
Mengutip TribunGayo.com, KSAL yang baru, Laksamana Madya TNI Muhammad Ali lahir pada 9 April 1967.
Muhammad Ali memiliki rekam jejak di matra laut.
Ia menjalani pendidikan di Akademi Angkatan Laut (AAL) dan lulus pada tahun 1989.
Setelah lulus dari Akademi Angkatan Laut (AAL) tugas pertamanya yakni menjadi Perwira Departemen Operasi Kapal Perang Republik Indonesia (KRI) Sigalu-857 pada 1990.
Dua tahun berikutnya, yakni tepatnya pada 1992, Muhammad Ali berpindah dari kapal patroli cepat kelas attack ke kapal selam KRI Nanggala-402.
Di kapal selam ini, ia menjabatan sebagai Asisten Perwira Divisi Ekasen.