TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Wacana reshuffle atau perombakan kabinet pemerintahan Jokowi kembali menguat.
Penyebabnya diduga sikap Partai Nasdem yang mulai tidak sejalan dengan pemerintahan Jokowi.
Diantaranya sikap politik Fraksi Nasdem di DPR RI yang sempat abstain atau masih mengambang terkait usulan pemerintah soal revisi Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2022 tentang Ibu Kota Negara (IKN).
Padahal RUU IKN merupakan program unggulan Presiden Jokowi.
Menurut Direktur Eksekutif Indonesia Political Review (IPR) Ujang Komarudin kondisi itu memicu munculnya isu reshuffle kabinet tiga menteri dari Nasdem.
Termasuk alasan lain Jokowi dan Surya Paloh beda dukungan calon presiden (capres).
Baca juga: Sinyal Reshuffle Makin Kuat, Jokowi Diprediksi Rombak Kabinet Awal Tahun 2023
Sinyal kuat reshuffle kabinet pun mencuat. Berikut dirangkum Tribunnews.com, Kamis (29/12/2022), bukti-bukti Jokowi akan melakukan reshuffle kabinet:
1. Hasil Survei Dua Lembaga
Hasil dua lembaga survei pada Desember 2022 ini menunjukkan mayoritas publik menginginkan adanya reshuffle kabinet.
Dua lembaga survei itu adalah Charta Politika dan Poltracking Indonesia.
Survei Charta Politika pada 6-18 Desember 2022 menunjukkan mayoritas publik setuju apabila Presiden Joko Widodo merombak kabinet atau melakukan reshuffle Kabinet Indonesia Maju.
Direktur Eksekutif Charta Politika Yunarto Wijaya berpandangan reshuffle kabinet perlu dilakukan Jokowi bila ia ingin memastikan dirinya meninggalkan warisan yang baik setelah lengser kelak.
"Ada angka 61,8 persen yang menyatakan setuju, dan saya pikir ini yang paling penting ya buat jadi PR buat Pak Jokowi kalau ingin meninggalkan legacy," kata Yunarto dalam konferensi pers, Kamis (22/12/2022).
Sementara hasil Survei Poltracking Indonesia menunjukkan 42,8 persen publik setuju adanya reshuffle menteri di pemerintahan Presiden Joko Widodo (Jokowi).