Partai-partai tersebut memiliki latar belakang tentang sosial, ideologi, serta perkembangan yang berbeda.
Dikutip dari pdipperjuangan, sejak berdirinya PDIP telah terjadi banyak konflik dan intervensi dari pemerintahan dan anak kedua Ir. Soekarno yang bernama Megawati Soekarnoputri didukung untuk menjadi ketua umum (ketum).
Namun, pemerintahan Soeharto tidak menyetujui dan menerbitkan larangan untuk mendukung Megawati Soekarnoputri dalam Kongres Luar Biasa (KLB), 2-6 Desember 1993, di Asrama Haji Sukolio, Surabaya, Jawa Timur.
Baca juga: Hasto Ungkap Ada Surprise dari Megawati di HUT PDIP 2023
Larangan dari pemerintah itupun berbanding terbalik dengan keinginan dari peserta KLB yang kemudian secara de facto Megawati Soekarnoputri dinobatkan menjadi ketua umum DPP PDI periode 1993-1998.
Pada Musyawarah Nasional di Jakarta, 22-23 Desember 1993, nama Megawati Soekarnoputri dipastikan menjadi Ketua Dewan Pimpinan Pusat PDI Perjuangan secara de jure.
Tak hanya sampai disitu, konflik internal terus terjadi hingga diadakannya Kongres di Asrama Haji Medan, 22-23 Juni 1996, dan Suryadi diplih pemerintahan Soeharto menjadi Ketum DPP PDI.
Sebagai informasi saat pendukung Megawati Soekarnoputri sedang menggelar Mimbar Demokrasi di halaman kantor DPP PDI, Jalan Diponegoro Nomor 58, Jakarta Pusat, kembali terjadi konflik yang mengakibatkan bentrok.
Bentrok itu antara pendukung Megawati Soekarnoputri dan kubu dari Suryadi,
Peristiwa bentrok itu dikenal sebagai Kerusuhan Dua Puluh Tujuh Juli atau Kudatuli.
Saat di bawah pimpinan Suryadi, PDI hanya mendapatkan 11 kursi di DPR dan tahun 1998 pemerintahan Soeharto pun lengser.
Pimpinan Megawati Soekarnoputri semakin kuat, dan kembali ditetapkan menjadi Ketum DPP PDI di Kongres ke-V di Bali, untuk periode 1998-2003.
Berselang satu tahun menjabat, Megawati Soekarnoputri pun mengubah nama PDI menjadi PDI Perjuangan pada 1 Februari 1999.
PDI Perjuangan kembali melakukan Kongres I di Hotel Patra Jasa, Semarang, Jawa Tengah pada 27 Maret-1 April 2000 dan menetapkan Megawati Soekarnoputri sebagai Ketum DPP PDIP 2000-2005.
Megawati Soekarnoputri pun kembali dikukuhkan menjadi Ketum PDIP pada periode 2015-2020 pada Kongres IV di Bali pada 8-12 2015.
(Tribunnews.com/Pondra Puger)