News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Polisi Tembak Polisi

Tuntutan Jaksa Sebut Putri Candrawathi Selingkuh dengan Brigadir J Menguntungkan Ferdy Sambo?

Editor: Hasanudin Aco
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Terdakwa kasus pembunuhan berencana terhadap Nofriansyah Yosua Hutabarat atau Brigadir J, Ferdy Sambo menjalani sidang lanjutan di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan, Jakarta, Senin (19/12/2022).

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Jaksa Penuntut Umum (JPU) menyebut terjadi perselingkuhan antara Nofriansyah Yosua Hutabarat alias Brigadir J dengan Putri Candrawathi di Magelang Jawa Tengah.

JPU menegaskan itu dalam tuntutannya di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan kemarin.

Hakim Agung Periode 2011-2018, Gayus Lumbuun, mengatakan tuntutan jaksa itu  bisa mempengaruhi pandangan hakim terhadap Ferdy Sambo.

Gayus Lumbuun menyebut frasa perselingkuhan dari JPU itu sangat berpengaruh menggeser fakta-fakta persidangan selama ini.

"Ungkapan resmi tuntutan JPU kemarin, menyebutkan bukan kekerasan seksual tapi perselingkuhan. Ini sangat berpengaruh menggeser fakta-fakta yang terjadi selama ini," kata Gayus Lumbuun seperti dilansir Kompas.TV, Selasa (17/1/2023).

Baca juga: Jaksa Yakini Perselingkuhan Terjadi Antara Putri Candrawathi dan Brigadir J, Arman Hanis Menampiknya

Tuntutan jaksa tersebut cenderung menguntungkan Ferdy Sambo yang sebelumnya diduga sebagai otak pelaku pembunuhan Brigadir J.

Gayus juga menyebut ungkapan perselingkuhan itu bisa mengubah pemahaman publik terkait kasus kekerasan seksual yang selalu ditekankan oleh pihak Putri Candrawathi dan Ferdy Sambo di persidangan.

"Seorang suami, apakah itu perselingkuhan, apakah itu perkosaan, hampir sama bahwa dia telah mengganggu kehormatan keluarga. Ini saya khawatir sekali," kata Gayus.

Ia mencontohkan kasus yang pernah terjadi di Nusa Tenggara Timur (NTT) pada 2021 lalu terkait dakwaan pembunuhan berencana (Pasal 340 KUHP) yang bergeser menjadi pembunuhan (Pasal 338) atas peristiwa matinya seseorang karena terbukti terjadi perselingkuhan.

"Itu digeser oleh hakim, jaksa juga sepakat, dari 340 menjadi 338, pembunuhan berencana yang saya sebut sebagai melakukan (main) hakim sendiri," ujarnya.

Ia menyebut pengadilan harus menggali tentang klaim perselingkuhan yang terjadi di Magelang sebelum peristiwa pembunuhan Brigadir J terjadi.

"Kalau ini memang sah dan meyakinkan hakim, saya berpendapat bahwa pelaku utama yang memerintah ini bisa bergeser," kata Gayus.

Sambo bisa dinilai tidak merencanakan karena sebagaimana tertulis di salah satu dakwaan JPU sebelumnya, pembunuhan terhadap Brigadir J dilatarbelakangi oleh pernyataan Putri yang mengaku telah dilecehkan.

"Nah ini berkembang lagi, bahkan bukan pelecehan tapi perselingkuhan," kata Gayus.

"Oleh karena itu, hakim akan mempelajari secara utuh nanti apakah Sambo ini dalam merencanakan pembunuhan betul-betul dia merencanakan atau dia merencanakan tapi dengan dasar adanya cuatan dari istrinya," kata dia.

Menurut mantan Hakim Agung itu, apabila ungkapan perselingkuhan JPU itu didukung fakta-fakta yang meyakinkan hakim, maka dakwaan terhadap Sambo bisa menjadi Pasal 338 KUHP tentang pembunuhan, bukan lagi Pasal 340 KUHP tentang pembunuhan berencana.

"Itu membuat seseorang yang didakwa dengan 340 ini bisa bergeser menjadi main hakim sendiri, yang pasalnya bukan pasal itu (340 KUHP), ada di beberapa pasal, 310 dan juga 338 yang juga didakwakan (terhadap Sambo Cs)," ujarnya.

"Ini memang satu dilematis pembuktian yang memang harus betul-betul akurat pembuktiannya itu bisa diterima oleh hakim," kata Gayus.

Pandangan hakim dari Pasal 340 menjadi Pasal 338 KUHP itu memerlukan bukti adanya perselingkuhan atau tidak antara Brigadir J dengan Putri Candrawathi.

Sebab, di dalam dakwaan JPU sebelumnya, pengakuan terjadinya pelecehan dari istrinya itu membuat Sambo marah dan menyusun rencana untuk membunuh Brigadir J.

"Jadi strateginya itu memang perencanaan karena dia menjadi korban dulu, korban dari berita istrinya," ujarnya.

Gayus pun menegaskan ungkapan perselingkuhan yang dilontarkan oleh JPU di persidangan harus dijelaskan secara legal justice atau secara hukum.

Keluarga Brigadir J Keberatan

Sementara itu, Samuel Hutabarat ayah dari mendiang Brigadir J menilai kesimpulan Jaksa Penuntut Umum (JPU) yang menyebut Nofriansyah Yosua Hutabarat (Brigadir J atau Yosua) berselingkuh dengan Putri Candrawathi lebih kejam daripada pembunuhan.

Pernyataan itu disampaikan oleh Samuel Hutabarat, ayah dari Nofriansyah Yosua Hutabarat (Brigadir J) di Kompas.TV, Selasa (17/1/2023).

“Inilah yang sangat menyakitkan bagi kami keluarga besar Hutabarat, ini yang istilah makanya saya bilang tadi, fitnah itu adalah lebih kejam dari pembunuhan,” ucap Samuel Hutabarat.

“Apalagi anak kami sudah mati, masih difitnah lagi seolah-olah semua permasalahan ini ditumpahkan bagi anak kami almarhum.”

Dalam catatan Samuel Hutabarat, setidaknya anaknya sudah 3 kali difitnah dalam perkara yang membuatnya tewas.

Pertama, tudingan telah melakukan pelecehan seksual terhadap Putri Candrawathi di rumah Jl Duren Tiga No 46 Kompleks Polri.

Kedua, lanjut Samuel, tudingan telah melakukan pemerkosaan di rumah Magelang sebagaimana klaim Putri Candrawathi dan Ferdy Sambo.

Ketiga, tudingan Jaksa Penuntut Umum bahwa telah terjadi perselingkuhan antara Putri Candrawathi dengan Yosua.

“(Jaksa) Menyimpulkan bahwa ada perselingkuhan, inilah yang sangat menyakitkan kami,” ujar Samuel Hutabarat.

Kemarin, JPU menyimpulkan ada perselingkuhan antara Putri Candrawathi dengan Brigadir Pol Nofriansyah Yosua Hutabarat di Magelang.

Hal itu disampaikan Jaksa Penuntut Umum dalan surat tuntutan terhadap terdakwa Kuat Maruf di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan, Senin (16/1/2023).

“Dapat disimpulkan tidak terjadi pelecehan pada tanggal 7 Juli 2022 di Magelang melainkan perselingkuhan antara saksi Putri Candrawati dan korban Nofriansyah Yosua Hutabarat,” ucap Jaksa.

Jaksa kemudian menyampaikan ada ketidaksesuaian antara keterangan Ahli Forensik Reny Kusumowardhani yang menyatakan ada kekerasan seksual yang dialami Putri Candrawathi dengan sejumlah saksi dalam peristiwa.

Tidak hanya itu, Jaksa menambahkan keterangan Ahli Forensik Reny Kusumowardhani bertentangan dengan ahli lain yang juga diambil sumpahnya.

“Bahwa berdasarkan keterangan Aji Fibrianto selaku Ahli Poligraf dalam persidangan mengatakan bahwa saksi Putri Candrawathi terindikasi berbohong saat diperiksa dan diberi pertanyaan apakah anda berselingkuh dengan Yosua di Magelang,” ujar Jaksa.

Kesimpulan itu, kata Jaksa, juga diperkuat dari keterangan saksi Putri Candrawathi yang tidak mandi usai mengaku mengalami pelecehan seksual.

“Kemudian dikaitkan dengan saksi Putri Candrawathi yang tidak mandi dan tidak mengganti pakaian setelah adanya dugaan pelecehan seksual padahal ada saksi susi sebagai ART perempuan yang bisa membantunya,” kata Jaksa.

Diperkuat lagi dengan tidak adanya surat keterangan dokter yang memperkuat klaim Putri Candrawathi diperkosa Yosua.

Tidak hanya itu, Jaksa mengatakan kesimpulan tersebut juga didasari dari ketidakmungkinan seorang korban pelaku pemerkosaan dapat bertemu pelaku.

Dalam hal ini, kata Jaksa, Putri Candrawathi yang mengaku sebagai korban pemerkosaan justru mampu bertemu terduga pelaku dan berbicara 4 mata hanya selang beberapa menit setelah peristiwa.

“Adanya inisiatif dari saksi Putri Candrawati yang masih meminta dan bertemu untuk berbicara dan korban selama 10 sampai 15 menit dalam kamar tertutup setelah dugaan pelecehan,” ujar Jaksa.

Untuk kesimpulan perselingkuhan Putri dan Yosua, Jaksa juga menjadikan dasar respons Ferdy Sambo terhadap dugaan pemerkosaan istrinya.

Ferdy Sambo, kata Jaksa, sebagai suami dan punya pengalaman puluhan tahun sebagai penyidik tidak memvisum Putri Candrawathi yang mengaku mengalami pelecehan seksual.

Lebih dari itu, Ferdy Sambo juga membiarkan Putri Candrawathi yang mengaku diperkosa Yosua, namun tetap satu rombongan ke Jl Duren Tiga untuk isolasi.

“Tindakan Ferdy Sambo yang membiarkan Putri Candrawathi dan korban dalam satu rombongan dan satu mobil saat isolasi di Duren Tiga. Serta keterangan terdakwa Kuat Maruf (yang menyebut Yosua) 'duri dalam rumah tangga',” kata jaksa.

Sumber: Kompas.TV/Tribunnews.com

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini