Oleh karena itu, Arief berharap Negara dapat hadir dalam menangani kesehatan para korban tragedi Kanjuruhan.
"Harapan kami adalah Negara ini mau turun, mau hadir di tengah-tengah kami. Bahwa tragedi Kanjuruhan akan menjadi tanggung jawab Negara," ucapnya.
Lebih lanjut, Arief mengungkapkan, ia kerap berdiskusi dengan tim gabungan Aremania.
Dari hasil diskusi tersebut, kata Arief, keluhan traumatik dari para keluarga korban masih terjadi hingga saat ini.
"Keluhan traumatik yang dialami keluarga korban sampai hari ini belum selesai. Ada keluarga korban yang melihat asap itu rasanya kayaknya melihat bom. Itu masih terjadi," ungkapnya.
Arief mengatakan, menurut penuturan pihak rumah sakit, korban yang bersangkutan sudah diperbolehkan pulang.
"Tapi ketika traumatik ini tidak adap pendampingan lebih jauh. Maka saya khawatir hal-hal ini akan merembet ke hal-hal yg lainnya pula."
Sebagai informasi, tragedi Kanjuruhan terjadi di Stadion Kanjuruhan, Malang, Jawa Timur, Sabtu (1/10/2022) lalu.
Diketahui, tragedi Kanjuruhan telah menyebabkan 135 orang meninggal dunia, 96 orang luka berat, dan 484 orang luka sedang/ringan yang sebagian bisa saja mengalami dampak jangka panjang.