News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Direktur Eksekutif: Prakerja Tidak Lagi Bersifat Semi Bantuan Sosial

Penulis: Larasati Dyah Utami
Editor: Wahyu Aji
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menyebut bahwa para petinggi menilai Kartu Prakerja dapat meningkatkan literasi digital, serta secara bersamaan mampu meningkatkan inklusi keuangan.

Laporan Wartawan Tribunnews, Larasati Dyah Utami

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Direktur Eksekutif Manajemen Pelaksana Program Kartu Prakerja Denni Puspa Purbasari menegaskan memasuki tahun 2023, Program Kartu Prakerja menjalankan ‘Skema Normal’.

Artinya program ini tak lagi bersifat semi-bansos seperti yang sudah dilaksanakan sebelumnya sejak 2020 hingga 2022.

Sehingga penerima bantuan sosial lainnya selama pandemi boleh mengikuti Program Kartu Prakerja.

“Karena program ini tidak lagi bersifat semi bansos, maka semua penerima bantuan sosial sebelumnya, apakah itu PKH, BPUM, BSU dan lain-lain sudah boleh mengikuti Program Kartu Prakerja,” kata Denni dalam keterangannya, Rabu (25/1/2023)

Denni mengatakan pada tahun ini, Program Kartu Prakerja fokus pada pengembangan keterampilan angkatan kerja.

Beasiswa pelatihan dinaikkan, sementara insentif diturunkan.

Secara total, jumlah nilai manfaat yang diterima peserta lebih tinggi dari sebelumnya, yakni dari Rp 3,5 juta menjadi Rp 4,2 juta.

Adapun prioritas Program Kartu Prakerja pada peningkatan keterampilan angkatan kerja, maka standar pelatihan ditingkatkan secara signifikan, dengan bidang pelatihan akan difokuskan sesuai kebutuhan lapangan pekerjaan ini.

Denni berujar Indonesia perlu bersiap menghadapi resesi yang akan merundung dunia.

Program Kartu Prakerja akan memberikan akses kepada angkatan kerja untuk mampu membekali dirinya dengan skill-skill baru agar lebih adaptif dan ‘resilience’.

Baca juga: Kapan Kartu Prakerja Tahun 2023 Dibuka? Intip Jadwal dan Persyaratan Daftarnya

“Misalnya ada unit-unit dalam perusahaan tiba-tiba ditiadakan dan unit lain muncul, atau tantangan perusahaan berubah, maka seharusnya angkatan kerja siap dan memiliki daya lenting kuat sehingga fleksibel mengambil kesempatan yang terbuka,” ujarnya.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini