"Serta kita tidak mendukung capres manapun kecuali ada komando dari Presiden Jokowi setelah sepakat dengan Ketua Ketua Partai Nasionalis," ujarnya.
Pada kesempatan itu relawan juga melaporkan beberapa permasalahan antara lain:
- Masih banyaknya aksi mafia tanah, mafia tambang, mafia investasi bodong dan judi online.
- Hilirisasi di bidang kesehatan supaya biaya produksi lebih murah seperti pembuatan pabrik Stent Jantung, pabrik vaksin berbasis mRna dan obat patent.
- Pembatalan pelaksanaan uji kompetensi apoteker yang dijalankan oleh Panitia Nasional Uji Kompetensi Apoteker Indonesia (PN UKAI) karena tidak memiliki legal standing dan tidak berjalan sesuai PP 51 tahun 2009, Permenkes 889 tahun 2011, UU 36 tahun 2014 pasal 89 dan Permendikbud 2 tahun 2020.
- Pembuatan aplikasi cargo nusantara.
- Peningkatan arus kunjungan wisatawan hingga menjadi nomer 1 di ASEAN mengalahkan Singapura, Malaysia dan Thailand.
- Masih ada karyawan Ex Merpati Airlines yang belum menerima haknya setelah dinyatakan pailit.
Di akhir pertemuan, Silfester mengatakan relawan juga meminta kepada Presiden untuk mengevaluasi para menterinya yang tidak perform terlebih kepada menteri dari partai tertentu yang lebih sibuk mengurus safari dan deklarasi Capres dibanding mengurus rakyat.
"Dan komitmenmenyukseskan semua program pemerintah apalagi dengan tidak beretika mencuri start dengan kampanye mendahului ketetapan dan tahapan dari KPU," katanya.
Dikatakan bahwa Presiden Jokowi berjanji akan mengakomodir semua masukan dari kami bahkan mengenai Evaluasi Menteri dan Resuffle Kabinet Presiden Jokowi sambil tersenyum menjawab akan mempertimbangkan.
""Tunggu saja, tunggu saja," kata Silfester meniru ucapan presiden.