News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Bursa Capres

Momen Megawati Bertemu Ganjar di Semarang, Disambut di Bandara hingga Duduk Bersebelahan Tanpa Sekat

Editor: Muhammad Zulfikar
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Presiden ke-5 Republik Indonesia yang juga Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri melakukan kunjungan ke Kota Semarang, Senin (30/1/2023). Kedatangannya disambut langsung Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo berserta sejumlah kepala daerah di Jawa Tengah.

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo menyambut kedatangan Presiden ke-5 Republik Indonesia yang juga Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri ketika melakukan kunjungan ke Kota Semarang, Senin (30/1/2023).

Didampingi sang istri, Siti Atikoh, Ganjar Pranowo yang mengenakan jas berwarna hitam itu menyambut Megawati di Lanumad Ahmad Yani Semarang.

Pertemuan Ganjar dan Megawati itu seolah membantah isu bahwa hubungan keduanya sedang renggang pasca-perayaan HUT ke-50 PDI Perjuangan.

Baca juga: Upaya Ganjar Berhasil Bantu Warga Magelang Lepas dari Kesulitan Air Bersih

Saat itu, hubungan keduanya dikabarkan renggang dimana tidak ada kursi spesial buat Ganjar hingga Gubernur Jawa Tengah itu tak mendapat potongan tumpeng dari Megawati.

Adapun hari ini Megawati berkunjung ke Semarang untuk menghadiri pelantikan Hevearita Gunaryanti Rahayu sebagai Wali Kota Semarang.

Ia berserta rombongan tiba di Lanumad Ahmad Yani Semarang sekitar pukul 11.11 WIB menggunakan pesawat khusus.

Setelah transit sekitar 15 menit, rombongan Megawati Soekarnoputri beserta Ganjar Pranowo langsung menuju ke Gedung Gradhika Bhakti Praja, Kompleks Kantor Gubernur Jawa Tengah.

Baca juga: Kaesang Tertarik Terjun ke Politik, Begini Kata Gubernur Ganjar Pranowo

Sesampainya di Kantor Gubernur Jawa Tengah, Megawati mendapatkan sambutan meriah.

"Selamat datang sosok yang sangat kita rindukan. Terima kasih atas kehadiran Bu Megawati Soekarnoputri. Kita berbahagia karena Bu Mega berkenan hadir dalam pelantikan ini," kata Ganjar saat memberikan sambutan dalam Pelantikan Wali Kota Semarang sisa masa jabatan 2021-2025 di Gedung Gradhika Bhakti Praja.

Dalam kesempatan itu, Ganjar juga menyapa rombongan yang mendampingi Megawati Soekarnoputri.

Di antaranya Sekjen PDI Perjuangan, Hasto Kristiyanto dan Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak, I Gusti Ayu Bintang Darmawati.

Juga Kepala Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah sekaligus mantan Wali Kota Semarang, Hendrar Prihadi.

"Terima kasih sudah hadir Pak Hasto dan seluruh jajaran DPD PDI Perjuangan. Hadir juga Bu Bintang, terima kasih sudah hadir. Pak Hendi terima kasih sudah hadir. Juga seluruh kawan-kawan kepala daerah dan kader PDI Perjuangan yang hadir," ujar Ganjar.

Duduk Bersebelahan Tanpa Sekat

Gubernur Jawa Tengah (Jateng) Ganjar Pranowo melantik Hevearita Gunaryanti Rahayu sebagai Wali Kota Semarang di Gedung Grhadika Bakti Praja, Senin (30/1/2023).

Pelantikan tersebut juga dihadiri Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri, Sekjen PDI Perjuangan Hasto Kristiyanto dan Wali Kota Solo, Gibran Rakbuming Raka.

Baca juga: Megawati Soekarnoputri Ulang Tahun ke-76 Hari Ini, Berikut Doa Ketiga Anaknya untuk Sang Ibu

Ketika acara pelantikan, Megawati menggunakan baju warna hitam dan merah duduk di kursi paling depan dengan beberapa pejabat penting lainnya.

Kursi Megawati diapit oleh bangku yang diduduki Ganjar Pranowo dan Hasto Kristiyanto.

Dalam pelantikan itu, Ganjar membacakan sumpah jabatan Wali Kota yang kemudian diikuti Ita.

Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo dan Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri duduk bersebelahan saat pelantikan Wali Kota Semarang, Senin (30/1/2023). (ist)

Setelah pengucapan sumpah jabatan selesai, dilanjutkan penandatangan sumpah jabatan dan pakta integritas.

Diberitakan sebelumnya, tidak ada kursi spesial buat Ganjar Pranowo di acara HUT ke-50 PDI-P.

Mengenakan baju merah bergambar banteng kebesaran PDIP, Ganjar duduk berimpitan bersama kader-kader lainnya.

Kursi yang ditempati Ganjar juga bukan barisan terdepan. Baris kursi terdepan diperuntukkan buat para pejabat negara seperti Megawati, Presiden Jokowi, dan Wakil Presiden Ma'ruf Amin.

Ada pula Sekretaris Jenderal (Sekjen) PDIP Hasto Kristiyanto serta putra-putri Megawati yang juga menduduki jabatan strategis partai, Puan Maharani dan Prananda Prabowo.

Selain itu, ada sejumlah kader PDI-P di Kabinet Indonesia Maju seperti Sekretaris Kabinet (Seskab) Pramono Anung, Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia (Menkumham) Yasonna Laoly, Menteri Sosial (Mensos) Tri Rismaharini hingga Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara, Reformasi, dan Birokrasi (Menpan RB) Abdullah Azwar Anas.

Ganjar juga tak diperlakukan spesial sebagaimana elite-elite partai. Ia tidak mendapat potongan tumpeng dari Megawati.

Hal ini terjadi meski namanya digadang-gadang sebagai kandidat capres terkuat PDIP untuk Pemilu 2024.

Baca juga: Megawati Ngamuk Tolak Proyek Pembangunan Bandara Bali Utara

Ganjar Melantik Walikota Semarang

Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo melantik Hevearita G. Rahayu sebagai Wali Kota Semarang, sisa masa jabatan 2021-2026, di Gedung Gradhika Bhakti Praja, Senin (30/1/2023). Pelantikan dihadiri Ketua Umum PDI Perjuangan, Megawati Soekarnoputri.

Pada kesempatan itu, Ganjar mengaku kehadiran Presiden ke-5 RI itu memberikan semangat dan energi bagi para kader PDI Perjuangan di Jawa Tengah. Khususnya dalam hal bekerja melayani masyarakat.

“Keberadaan Ibu di tengah-tengah kami ini adalah suntikan energi luar biasa bagi kami untuk lebih bersemangat bekerja dalam melayani masyarakat,” kata Ganjar dalam sambutannya.

Ganjar mengatakan, saat ini ada sembilan kepala daerah perempuan di Jawa Tengah. Tujuh di antaranya kader dari PDI Perjuangan. Antara lain Bupati Purbalingga, Bupati Klaten, Bupati Sukoharjo, Bupati Demak, Bupati Grobogan, dan Bupati Sragen.

Spesial bagi Mbak Ita, sapaan akrab Hevearita, karena menjadi walikota perempuan pertama dalam sejarah Pemerintahan Kota Semarang. Ganjar mengatakan, Jawa Tengah jadi provinsi terbanyak se-Indonesia kepala daerah perempuan.

Ganjar membeberkan, PDI Perjuangan adalah partai yang melahirkan kepala daerah perempuan terbanyak. Dari 43 kepala daerah perempuan di seluruh Indonesia, 14 di antaranya adalah kader PDI Perjuangan. Jika ditambah dengan 9 wakil kepala daerah, maka PDI Perjuangan kini memiliki 25 pemimpin daerah perempuan.

Baca juga: Survei Algoritma: Masyarakat Nilai Ganjar Cocok Lanjutkan Kebijakan Jokowi

“Inilah manifestasi spirit Marhaenisme dan Sarinah di era modern,” ucap Ganjar.

Gubernur Jateng dua periode itu lantas mengutip pemikiran Bung Karno dalam buku Sarinah, yakni ‘Yang mula-mula induknya kultur, dialah pembangun kultur yang pertama. Dia dan bukan laki-laki. Dialah pembentuk pembangun peradaban manusia yang pertama’.

Dari situ, Ganjar teringat pada sosok Kunti dalam epos Mahabharata. Digambarkan, Kunti sebagai perempuan tidak asal 'nerimo ing pandum', tapi juga sosok yang ‘nggetih’ berjuang untuk rakyatnya sekaligus guru yang membangun kultur serta adab bagi anak-anaknya.

“Kehebatan Kunti menitis pada para kepala daerah perempuan. Mereka bukan saja mampu menjadi pesaing serius dalam hal prestasi, beberapa di antaranya malah lebih berani dan progresif daripada kepala daerah laki-laki,” tuturnya.

Ketua PP Kagama itu mencontohkan progresifitas Bupati Grobogan. Ia mengajukan pinjaman Rp115 miliar untuk percepatan pembangunan 19 kecamatan di Grobogan. Terobosan brilian ini mengatasi APBD Grobogan yang sangat kecil untuk biaya pembangunan.

Ada juga Sri Mulyani, Bupati Klaten yang menggandeng Badan Tenaga Nuklir Nasional untuk mengembangkan Padi Rojolele. Hingga melahirkan varietas Rojolele Srinar dan Rojolele Srinuk yang punya usia tanam lebih pendek dan tahan hama. Harganya pun lebih tinggi.

“Hebatnya kader-kader perempuan PDI Perjuangan ini bukan hasil sulapan. Mereka kader beneran, berjuang dari bawah, bukan hasil comotan dari kiri kanan. Kita meraihnya dengan perjuangan sangat panjang,” tegas Ganjar disambut riuh tepukan tangan para hadirin.

Capaian ini, lanjut Ganjar, tak lepas dari perjuangan Megawati mengawal lahirnya Undang-undang Penghapusan Kekerasan Rumah Tangga, Undang-undang Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja di Luar Negeri, hingga Undang-undang Pemberantasan Tindak Pidana Perdagangan Orang.

“Semua undang-undang itu lahir dalam rangka untuk menjaga harkat dan martabat perempuan. Termasuk pemantapan kaderisasi lewat program khusus pendidikan bagi kader perempuan. Waktu itu, kebetulan saya dapat tugas jadi pemateri dalam kursus kader perempuan di Ciawi Bogor,” katanya.

Adapun di Kota Semarang saat ini, kata Ganjar, masih banyak pekerjaan rumah yang harus diselesaikan. Ganjar menegaskan, siap menghasilkan kolaborasi solutif dengan Mbak Ita, sapaan akrab Wali Kota Semarang.

“Mbak Ita, saya mendorong terus untuk mengoptimalkan seluruh potensi Kota Semarang. Mulai perdagangan, industri, transportasi, pendidikan, wisata hingga persoalan infrastruktur,” ujarnya.

Soal rencana pembangunan Simpang Lima Underground dan reaktivasi jalur trem, Ganjar menilai dua hal itu bakal mengungkit Kota Semarang semakin maju.

“Titip juga Mbak Ita, potensi anak muda. Mereka yang bergerak di dunia teknologi, E-Sport, UMKM, seni budaya sampai olahraga. Dengan fasilitas yang tepat, Semarang pasti akan lebih hidup kotanya,” ucapnya.

Terinspirasi dari pertunjukan sendratari di Candi Prambanan, Ganjar yakin hal serupa bisa dilakukan di Kota Lama. Misalnya dengan pertunjukan soal Riwayat Gula. Atau mengemas ulang pertunjukan wayang orang Ngesti Pandawa agar lebih menarik bagi wisatawan.

Termasuk juga persoalan rob dan banjir yang masih terjadi di Ibu Kota Jawa Tengah ini. Ganjar mengajak Walkot Semarang yang baru untuk mengawasi beberapa pekerjaan besar seperti Jalan Tol Semarang-Demak yang sekaligus jadi tanggul laut.

“Termasuk rencana pembangunan kolam retensi di Terboyo yang kita harapkan mampu mengendalikan rob dan banjir di Kota Semarang,” ujarnya.

Ganjar juga mengatakan hal paling penting yang selalu ditekankan Megawati, yakni untuk menjaga amanat dan selalu turun menemani rakyat.

“Kita para kepala daerah untuk selalu menjaga amanat rakyat, agar kita tak pernah lelah turun menemani masyarakat, duduk dan nglesot bersama rakyat, karena jabatan cuma mandat,” tandasnya.

Hevearita G Rahayu atau yang akrab disapa Mbak Ita, dilantik sebagai Wali Kota Semarang sisa masa jabatan 2021-2026. Mbak Ita menggantikan Hendrar Prihadi yang kini menjabat Kepala LKPP RI. (Tribunnews.com/TribunJateng.com)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini