News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Laode M Syarif Sebut Skor Indeks Persepsi Korupsi Juga Dipengaruhi Proses Pembuatan UU

Penulis: Gita Irawan
Editor: Muhammad Zulfikar
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Wakil Ketua KPK Laode M Syarif periode 2015-2019 di sela-sela acara Integrity Constitutional Discussion #9 bertajuk Oligarki, Sumber Daya Alam, dan Ancamannya Terhadap Pemilu 2024 di Jakarta Pusat pada Kamis (2/2/2023).

Selain itu, ia juga menyoroti sejumlah indeks yang skornya masih terbilang rendah.

Indeks tersebut yaitu World Justice Project - Rule of Law Index (dari 23 menjadi 24) dan Varieties of Democracy Project (dari 22 menjadi 24).

Selain itu ia juga menyoroti sejumlah indeks yang stagnan di antaranya Global Insight Country Risk Ratings (47).

"Jadi dari segi kualitas demokrasi khususnya yang dipertontonkan oleh aktor politik dan partai politik, yang varieties of democracy project itu, ya nilainya masih segitu," kata dia.

Baca juga: Skor IPK 2022 Turun, KPK: Pekerjaan Rumah yang Harus Dicarikan Solusinya

"Apalagi ditambah misalnya banyak sekali hal-hal yang terjadi baik itu di Mahkamah Agung, di Kepolisian, itu banyak kejadian-kejadian yang betul-betul tidak seperti yang kita inginkan," kata dia.

Diberitakan sebelumnya Indeks Persepsi Korupsi (IPK) Indonesia turun empat poin dari tahun sebelumnya.

Saat ini, IPK Indonesia berada di angka 34.

Indonesia menempati peringkat 110 dari 180 negara yang dilibatkan. 

Penurunan IPK Indonesia pada tahun 2022 dinilai sebagai yang terburuk sepanjang reformasi.

"CPI (Corruption Perceptions Index) Indonesia 2022 kita berada di 34, rangking 110. Dibanding tahun lalu, turun empat poin dan turun 14 rangking-nya," ucap Deputi Sekretaris Jenderal Transparency International Indonesia (TII) Wawan Suyatmiko dalam jumpa pers di Pullman Hotel, Jakarta Pusat, Selasa (31/1/2023).

Skor IPK Indonesia di 2022 setara dengan negara-negara seperti Bosnia-Herzegovina, Gambia, Malawi, Nepal, dan Sierra Leone.

Sementara, di level ASEAN, Indonesia berada di bawah Singapura dengan IPK 83, Malaysia 47, Timor Leste dan Vietnam 42, dan Thailand 36.

Wawan mengatakan, Indonesia hanya mampu menaikkan skor IPK sebanyak dua poin dari skor 32 selama satu dekade terakhir sejak tahun 2012.

Situasi itu, terang dia, memperlihatkan respons terhadap praktik korupsi masih berjalan lambat bahkan terus memburuk akibat minimnya dukungan nyata dari para pemangku kepentingan.

Halaman
123
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini