Terkait hal tersebut, ia mengaku pernah mengingatkan elit Nasdem ketika memutuskan untuk memilih mengundang Anies Baswedan hadir dan berpidato dalam Kongres.
Padahal, kata dia, Anies tidak seharusnya diberi mimbar tersebut melainkan seharusnya Presiden Joko Widodo.
"Dan saya sudah ingatkan waktu Kongres dulu, ketika Anies diundang dalam pembukaan dan diberi kesempatan berpidato sedangkan presiden yang memang kelasnya Munas atau Kongres tidak diundang. Padahal yang mensahkan apakah kongres itu sah atau tidak itu Presiden melalui Menkumham," kata Rio.
"Saya mengingatkan Anies itu kelasnya Muswil bukan Kongres. Tapi kan kemudian orang di sekitar Bang Surya mungkin memberikan masukan lain," sambung dia.
Baca juga: Djarot Saiful Hidayat Akui PDIP Suarakan Reshuffle Menteri Nasdem
Menurutnya, salah perhitungan tersebut terus berlanjut setelah itu.
Setelah kongres, kata dia, Nasdem justru berkunjung kepada PKS dengan alasan untuk meredam oposisi.
Ia pun mengingatkan bahwa Nasdem tidak berkepentingan soal itu melainkan presidenlah yang seharusnya berkepentingan terhadap oposisi.
Untuk itu menurutnya, bukan Nasdem juga yang seharusnya mendekati.
"Tahapan-tahapan salah hitung itu itu terus berlanjut," kata dia.
Patrice Rio Capella: Saya Nggak Yakin Nasdem Mau AHY Jadi Cawapres
Mantan Sekretaris Jenderal Partai NasDem Patrice Rio Capella mengaku tidak yakin jika Nasdem mau Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) maju dalam Pilpres 2024 sebagai cawapres.
Rio mengatakan apabila NasDem memang betul-betul menginginkan AHY maju sebagai bakal cawapresnya Anies Baswedan, maka koalisi sudah terbentuk sejak lama.
Karena menurutnya, saat ini koalisi yang disebut Koalisi Perubahan antara Nasdem, Partai Demokrat, dan PKS belum terbentuk.
Baginya, meski Partai Demokrat menyatakan dukungan kepada Anies, belum tentu kedua partai tersebut berkoalisi dengan Nasdem.