News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Pilpres 2024

Punya Tren Citra Oposisi, Pengamat: Gatot Nurmantyo Cocok Dampingi Anies Baswedan

Penulis: Danang Triatmojo
Editor: Johnson Simanjuntak
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Punya Tren Citra Oposisi, Pengamat: Gatot Nurmantyo Cocok Dampingi Anies Baswedan

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Hasil survei sejumlah lembaga survei memperlihatkan beberapa nama punya elektabilitas kuat sebagai calon presiden Pemilu 2024 seperti Ganjar Pranowo, Anies Baswedan maupun Prabowo Subianto.

Berkenaan dengan itu, memilih calon wakil presiden (cawapres) yang tepat jadi kunci untuk bisa memenangkan kontestasi. 

Duet pasangan sipil dan militer pun dipandang masih punya peluang terbuka.

Seperti sosok Gatot Nurmantyo dan Andika Perkasa yang punya karir baik serta kemampuan penguasaan strategi.  

Pengamat politik Hadi Suprapto Rusli menyebut sosok Gatot Nurmantyo paling pas jika bersanding dengan Anies Baswedan.

Pasalnya Gatot disebut punya tren citra kuat oposisi atau pihak yang berseberangan dengan pemerintah.

"Gatot memiliki tren citra oposisi dengan pemerintah beberapa waktu belakangan ini. Para pemilih yang melihat pemerintahan Joko Widodo tidak proporsional tentu memahami bahwa nama yang layak mendampingi sosok Anies Baswedan dari kalangan militer adalah Gatot Nurmantyo," kata Hadi kepada wartawan, Senin (6/2/2023).

Alasan mengapa bukan Andika Perkasa lantaran Gatot punya nilai tambah dari keseriusan dan pengalaman persentuhan dengan politik kepemiluan sebelumnya.

Mengingat pada Pemilu 2019 lalu Gatot sempat masuk bursa capres dan cawapres namun urung terjadi.

Direktur Eksekutif Ide Cipta Research and Consulting ini mengatakan nama Gatot belakangan nyaris tak terdengar lantaran ia tak punya panggung politik.

Partai Ummat dinilai jadi satu-satunya parpol yang memungkinkan jadi panggung politik Gatot.

Alasannya karena Partai Ummat punya dimensi perjuangan yakni menurunkan martabat kepemimpinan saat ini yang dianggap jauh dari kepentingan rakyat.

Lagi pula, Gatot dan Amien Rais disebut tak punya friksi politik tajam.

"Mengapa Partai Umat, jawabannya karena partai tersebut memiliki dimensi perjuangan yakni men-downgrade potret kepemimpinan saat ini yang dianggap jauh dari pada kepentingan rakyat," jelas Hadi.

Menurut Hadi, posisi cawapres saat ini berbeda dengan pemilu masa lalu. Saat ini posisi cawapres penting sebagai alat merekatkan konsolidasi. Namun Cawapres juga wajib memiliki elektabilitas dan kekuatan untuk membantu pemenangan menghadapi Pemilu 2024.

Baca juga: Pengamat Bandingkan Sikap Andika Perkasa dan Gatot Nurmantyo Saat Diusung Jadi Bakal Capres

Latar belakang Gatot Nurmantyo sebagai mantan Panglima TNI dapat meningkatkan kepercayaan publik. Terlebih berbagai survei menyebut institusi TNI mendapat skor kepercayaan tertinggi dibanding lembaga tinggi negara lainnya. 

"Tentunya kepercayaan public terhadap TNI yang tinggi harusnya memberikan dampak electoral terhadap calon yang berlatar belakang militer," ujar Hadi.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini