News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

1 Abad Nahdlatul Ulama

Lokasi Resepsi Satu Abad NU Dipadati Massa Sejak Dini Hari, Tidur Beralaskan Tikar di Area Stadion

Penulis: Igman Ibrahim
Editor: Dewi Agustina
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Organisasi masyarakat (ormas) Islam Nahdlatul Ulama (NU) menggelar resepsi Seabad Hari Lahir Nahdlatul Ulama di Stadion Delta Gelora Sidoarjo, Jawa Timur pada Selasa (7/2/2023) hari ini. Massa NU yang memakai pakaian serba putih dan membawa atribut bendera NU telah memadati sekitar Stadion Delta Gelora Sidoarjo sejak dini hari tadi.

Turut mendampingi Presiden dalam penerbangan menuju Jawa Timur antara lain Menteri BUMN Erick Thohir, Sekretaris Kabinet Pramono Anung, Sekretaris Militer Presiden Laksda TNI Hersan, Komandan Paspampres Marsda TNI Wahju Hidajat Soedjatmiko, dan Deputi Bidang Protokol, Pers, dan Media Sekretariat Presiden Bey Machmudin.

Sejarah Berdirinya NU

Organisasi NU ini didirikan oleh KH. Hasyim Asy'ari pada 31 Januari 1926 atau bertepatan dengan 16 Rajab 1344 H, di Surabaya, Jawa Timur.

Pendirian organisasi NU ini sebagai wadah kegelisahan situasi bangsa Indonesia saat itu.

NU diharapkan dapat menerapkan hukum dan pengetahuan agama Islam yang berpedoman Ahlussunah wal Jamaah.

Dikutip dari uinsa.ac.id, pada bulan Februari 1923 didirikan Persatuan Islam (Persis), di Mapan Bandung.

Persatuan Islam lalu memiliki pengaruh dalam peran pendirian Nahdlatul Ulama (NU).

Diketahui, NU didirikan pada tanggal 31 Januari 1926 sebagai wakil dari ulama tradisional dan memiliki pedoman ideologi Ahlussunnah waljamaah.

Dalam pendirian NU ini terdapat beberapa tokoh yang ikut berperan, di antaranya K.H. Hasyim Asy’ari, K.H. Wahab Hasbullah, serta para ulama masa itu mulai berkembang luas.

Baca juga: Persiapan 1 Abad NU: Banser GP Ansor Lamongan Disuntik Vitamin, Hyundai Stargazer jadi Official Car

Kemudian, pada kongres Islam yang ke empat di bandung pada Februari 1926, anggota mayoritas dikuasai oleh pemimpin organisasi Islam modern.

Saat itu sebagian besar mengabaikan usul dari pemimpin Islam tradisional yang menginginkan terpeliharanya praktek-praktek keagamaan secara tradisional.

Praktik keagamaan tradisional seperti halnya memelihara empat madzhab, pemeliharaan kuburan Nabi dan keempat sahabatnya di Madinah.

Hingga para Kyai dan ulama yang dipimpin oleh Kyai H Hasyim Asyaari melakukan kritik keras kepada kaum Islam modern.

Tak hanya sampai disitu, mereka pun membentuk Jami’yah Nahdlatul Ulama (NU) sebagai wadah perjuangan para pemimpin Islam tradisional pada tahun 1926.

Halaman
123
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini