TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Nahdlatul Ulama (NU) memiliki mimpi dan proyeksi untuk membangun dan mengembangkan unit-unit usaha.
Rais Akbar NU KH Hasyim Asy’ari bahkan pernah mendirikan usaha dagang. KH Abdul Wahab Chasbullah juga dikenal sebagai pengusaha.
Sebelum NU ditahbiskan pada 1926, juga telah ada Nahdlatut Tujjar atau Kebangkitan Niagawan pada 1918.
Namun dalam perkembangannya, ikhtiar urusan perniagaan dan perekonomian tersebut tidak berkembang sepesat ikhtiar dakwah dan pendidikan, yang melahirkan ribuan masjid dan pesantren.
Memasuki abad keduanya, Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) bertekad menghidupkan lagi sejumlah spirit awal NU yang tampak redup di 100 tahun pertamanya, di antaranya spirit memajukan perekonomian.
Ada sejumlah langkah yang dicanangkan PBNU untuk membangkitkan ghirah Nahdlatut Tujjar di kalangan nahdliyin serta beberapa program yang ditujukan untuk penguatan kemandirian organisasi.
Untuk mewujudkan kemandirian tersebut, PBNU memiliki 4 (empat) agenda strategis, yaitu pengembangan sumberdaya ekonomi perkumpulan melalui unit-unit usaha, peningkatan ekonomi warga NU, pengembangan ekonomi berbasis pesantren, dan pengembangan ekonomi khusus.
Hal itu disampaikan Ketua Tanfidziyah yang membidangi Ekonomi dan Kesejahteraan Rakyat Alissa Wahid dalam acara Pencanangan Gerakan Kemandirian Ekonomi NU dan Khotmil Qur’an untuk BUMNU Grosir Jember.
“Empat strategi ini dipilih untuk memenuhi kebutuhan NU sebagai jam’iyah (organisasi) maupun jamaah (warga NU), sebab salah satu tujuan NU sebagai perkumpulan sosial keagamaan Islam adalah untuk menciptakan kemaslahatan masyarakat,” kata Alissa, Selasa (7/2/2023).
Kegiatan ini merupakan rangkaian Harlah 1 Abad NU yang berpuncak di Sidoarjo pada Selasa (7/2/2023), yang juga dilengkapi dengan Nahdlatut Tujjar Festival.
Pengembangan sumber daya ekonomi perkumpulan bertujuan untuk mewujudkan kemandirian organisasi, dilakukan dengan pendirian BUMNU sampai tingkat struktur Pengurus Cabang NU.
Pada agenda peningkatan ekonomi warga NU, PBNU memfasilitasi inisiatif ekonomi Nahdliyyin Nahdliyyat dengan berbagai program semisal penguatan ekonomi keluarga, literasi dan edukasi keuangan, fasilitasi berbagai koperasi warga NU, pengembangan ekosistem usaha, penguatan akses permodalan, pemasaran, dan lain-lain.
Lembaga Perekonomian NU mengembangkan Program tiga pilar yaitu Bisa Kerja, Bisa Bisnis, dan UMKM Meroket.
Sementara Lembaga Pengembangan Pertanian NU berfokus pada pengembangan usaha pertanian dan agribisnis di antaranya dengan program peternakan ayam dan penyediaan benih.
Baca juga: Perayaan 1 Abad NU akan Dihadiri Para Muassis dalam Pandangan Spiritual Ahlussunah Wal Jamaah