Laporan Wartawan Tribunnews.com, Nitis Hawaroh
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pesawat Susi Air jenis Porter Pilatus nomor registrasi PC 6/PK-BVY dibakar oleh Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat-Organisasi Papua Merdeka (TPNPB-OPM) pimpinan Egianus Kogoya di landasan pacu Bandara Distrik Paro, Nduga, Papua Tengah, Selasa (7/2/2023) pagi.
OPM juga menyandera pilot pesawat tersebut dan nasib lima penumpang pesawat hingga kini masih misterius.
Founder Susi Air, Susi Pudjiastuti saat dihubungi Tribunnews membenarkan pesawatnya memang dibakar di Nduga.
"Tidak terbakar, kemungkinan terbakar (pesawat Susi Air)," kata Susi Pudjiastuti.
Juru bicara Susi Air Donal Fariz melalui keterangan tertulisnya menyatakan, peristiwa tersebut terjadi pada pukul 06.35 WIT. Pesawat Susi Air Pilatus Porter PC 6/PK-BVY hilang kontak di Bandara Paro.
Donal mengatakan, pesawat tersebut akan melaksanakan penerbangan dengan rute Timika - Paro - Timika dengan membawa 5 penumpang dan barang bawaan dengan total muatan 452 kg.
"Dua jam kemudian Susi Air mendapati ELT pesawat dalam posisi aktif pukul 09.12 WIT," kata Donal.
Sementara itu, Kabid Humas Polda Papua, Kombes Pol Ignatius Benny Adi Prabowo membenarkan kejadian terbakarnya pesawat Susi Air yang terlihat dari kepulan asap. Kejadian ini juga terkonfirmasi dari laporan pesawat TNI AU yang melintasi area tersebut.
Polisi saat ini masih melakukan investigasi dan menunggu konfirmasi apakah pesawat tersebut terbakar karena kecelakaan atau sengaja dibakar oleh pihak tertentu dalam hal ini Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB).
Baca juga: OPM Sandera Pilot, Nasib 5 Penumpang Masih Misterius Pasca Pembakaran Pesawat Susi Air
"Informasi yang terakhir apakah pesawat tersebut kecelakaan mengakibatkan terbakarnya pesawat tersebut, atau diduga dilakukan pembakaran oleh pihak tertentu," ungkap Benny.
Kronologi
Perwakilan dari Susi Air Donal Fariz mengatakan, pesawat Susi Air Pilatus Porter PC 6/PK-BVY hilang kontak di Bandara Paro.
Kata dia, perusahaan kemudian menjalankan kondisi emergency di internal perusahaan dengan mengirimkan pesawat lain, serta mengecek posisi pesawat.
"Kemudian ditemukan dalam kondisi terbakar di runway," ujar dia.
Donal menyatakan, dugaan sementara terbakarnya pesawat bukan karena gangguan teknis. Dia menduga pesawat dibakar oleh kelompok tertentu.
"Kami bersama otoritas terkait sedang mencari tau apakah ada sabotase dari kelompok tertentu untuk melakukan pembakaran," tulisnya.
Saat ini, kata Donal, Susi Air terus berupaya mencari keberadaan pilot dan penumpang lainnya karena hingga saat ini belum bisa dihubungi.
"Kami berharap otoritas berwenang bisa bergerak cepat untuk menemukan pilot dan penumpang," terangnya.
Baca juga: Sosok Philips Marthen, Pilot Susi Air yang Disandera KKB Papua, Hingga Kini Belum Ditemukan
Sebelumnya, Panglima Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat (TPNPB) Ndugama, Egianus Kogeya bersama pasukan membakar pesawat Susi Air di Paro, Kabupaten Nduga, Provinsi Papua Pegunungan.
Mereka mengaku telah melakukan aksi pembakaran pesawat Susi Air di Paro, Kabupaten Nduga, Papua Pegunungan, Selasa (7/2/2023) dengan alasan yang masuk akal.
"Kami Kodap III Ndugama-Derakma sudah membakar satu pesawat Jenis Susi Air nomor registrasi PK-BvY di lapangan terbang Distrik Paro, Kabupaten Nduga. Pesawat tersebut dari Mimika terbang ke Distrik Paro pukul 06:26 WIT," kata Sebby Sambom dalam keterangan persnya.
Pilot pesawat Susi Air ditahan dan dia menjadi sandera. Penyanderaan pilot Susi Air ini merupakan kedua kalinya dilakukan.
Menurutnya, penyanderaan pertama penyelenggaraan Tim Lorenz pada tahun 1996 di Mapenduma oleh beberapa Jenderal, antara lain Tn Jnd Kely Kwalyk, Daniel Yudas Kogeya, Tn Jend Silas Elmin Kogeya dan kawan-kawan sesuai fakta sejarah.
"Sesuai sikap kami, TPNPB Kodap III Ndugama-Derakma, segala jenis pembangunan di Tanah Ndugama kami sudah tolak resmi," ungkap dia.
"Apabila ada pembangunan di Ndugama apa lagi di distrik-distrik yang pengungsian, maka kami akan sapu bersih, dengan itu kami TPNPB lakukan sesuai sikap keputusan secara militer TPNPB," sambungnya.
Polda Papua Masih Menyelidiki
Pesawat Susi Air dengan nomor registrasi PK-BVY diduga dibakar di Landasan Terbang Paro, Distrik Paro, Kabupaten Nduga, Papua Pegunungan, Selasa (7/2/2023) pagi.
Kabid Humas Polda Papua, Kombes Ignatius Benny Adi Prabowo mengatakan pihaknya masih menyelidiki kasus tersebut.
Namun, kata Benny, kepolisian menduga bahwa kebakaran pesawat Susi Air tersebut diduga dilakukan oleh Kelompok kriminal bersenjata (KKB) pimpinan Egianus Kogoya.
“Pihak kepolisian hingga kini masih menyelidiki lebih lanjut, namun kami menduga kebakaran pesawat Susi Air dilakukan oleh Kelompok kriminal bersenjata yang dipimpin oleh Egianus Kogoya,” jelas Kombes Ignatius dikutip dari kanal Youtube KompasTV.
Benny mengatakan, KKB pimpinan Egianus Kogoya memang sering beraksi di wilayah Nduga.
Terutama di Distrik Paro yang merupakan daerah strategis yang sering dilalui kelompok KKB untuk menjangkau beberapa distrik lainnya seperti Mapian dan Dogiya yang kerap dijadikan sebagai sarang terror KKB.
Polda Papua membenarkan peristiwa lost kontak yang dialami Pesawat Pilatus Pporter Susi Air, dengan tujuan Timika - Paro, Kabupaten Duga, Selasa (7/2/2023).
Kabid Humas Polda Papua Kombes Ignatius Benny Ady Prabowo mengatakan, memang benar telah terjadi peristiwa itu.
"Kejadian lost kontak dialami Pesawat Pilatus Porter Susi Air dengan no Penerbangan SI 9368 Tujuan Timika-Paro," kata Kabid Humas kepada wartawan di Media Center Polda Papua.
Kabid Humas katakan, kondisi pesawat diinformasikan dalam kondisi terbakar. "Pesawat dalam kondisi terbakar dan ini akan dilakukan Investigasi," ujarnya.
Menurut Kabid Humas, pihak kepolisian bakal lakukan investigasi guna mengecek peristiwa tersebut.
"Kami akan cek terkait terbakarnya pesawat ini, apakah murni karena kecelakaan atau dibakar oleh oknum-oknum tertentu," katanya.