Pada umumnya aktivitasnya dimulai dengan erupsi asap/abu dan biasanya berlangsung dua atau tiga bulan.
Selanjutnya akan diikuti erupsi magmatik (eksplosif) dengan leleran lava (efusif).
Dalam beberapa kasus, efusif biasa juga terjadi tanpa didahului oleh eksplosif.
Pada tahun 1675, terjadi erupsi eksplosif dari Kawah Utama Gunung Karangetang.
Lalu pada 16 Januari 1712, terjadi erupsi eksplosif dari Kawah Utama.
Bahkan letusannya sampai terdengar di Ternate.
Baca juga: Kondisi Gunung Semeru setelah Erupsi: Alami 19 Kali Gempa Letusan dan 1 Gempa Guguran
Gunung Karangetang terus menunjukkan aktivitasnya yakni di tahun 1825, 1864, 1883, 1886, 1887, 1892 sampai 1899.
Tahun 1900, Gunung ini kembali erupsi eksplosif normal dari Kawah Utama.
Sekira Maret 1921, erupsi eksplosif normal kembali terjadi dari Kawah Utama.
Suhu air di kawah yang merupakan danau kawah mencapai 80°C dan berbau belerang.
Bahkan pada saat itu, kawah terpantau aktif dan mengeluarkan lava pijar.
Pada 10 Mei 1922 peningkatan kegiatan, nampak sinar api di atas kawah.
Periode 14 Agustus, erupsi dari kawah mengeluarkan abu dan bom-bom vulkanik, yang jatuh di sekeliling kawah.
Tahun 1940 tepatnya pada awal Maret, erupsi eksplosif normal kembali terjadi dari Kawah Utama.