Laporan Reporter Tribunnews.com, Naufal Lanten
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Lembaga survei Populi Center merilis hasil survei terkait keinginan publik terhadap keputusan pemerintah melakukan kocok ulang atau reshuffle kabinet.
Hasilnya, mayoritas publik dalam survei ini menginginkan Presiden Joko Widodo (Jokowi) melakukan reshuffle terhadap menterinya.
Di sisi lain, selisih jumlah responden yang setuju dan tidak setuju tidak terpaut terlalu jauh.
“Sebanyak 42,2 persen menginginkan adanya reshuffle kabinet, sementara yang menjawab sebaliknya sebesar 40,2 persen,” kata Peneliti Populi Center Nurul Fatin Afifah, Senin (13/2/2023).
Kemudian responden yang menjawab perlu ada reshuffle kabinet itu kembali ditanya soal sosok yang paling layak untuk lengser dari kursi menteri.
Baca juga: Presiden Jokowi Dimungkinan Reshuffle Menteri Sebelum Lebaran, Pengamat: Kita Tunggu Saja
Hasilnya, nama-nama menteri dari Partai NasDem paling banyak dipilih oleh responden untuk diganti.
Mereka adalah Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo (Mentan SYL) dengan angka 14,4 persen dan Menteri Komunikasi dan Informatika Johnny G Plate 10,9 persen.
“Sementara Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi Nadiem Anwar Makarim yang berasal dari kalangan profesional, memuncaki daftar teratas menteri yang layak untuk diganti dengan 16 persen,” katanya.
Nama lan yang muncul adalah Menteri Investasi/Kepala BKPM Bahlil Lahaladia dengan angka 9,5 persen dan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehitanan (Menteri LHK) Siti Nurbaya Bakar dengan angka 7,1 persen
Sementara itu, menteri-menteri lain di kabinet Jokowi tak banyak diusulkan untuk direshuffle dengan angka 3,8 persen.
Baca juga: Jokowi Diperkirakan Tetap Melakukan Reshuffle Kabinet Sebelum Lebaran, Mungkin 8 Maret 2023
Selanjutnya ada sebanyak 38,8 responden menolak untuk menjawab.
Sebagai informasi, survei Populi Center dilakukan di 120 kelurahan tersebar di 38 provinsi di Indonesia.
Survei tersebut dilakukan mulai tanggal 25 Januari 2023 hingga tanggal 2 Februari 2023.
1.200 responden survei dipilih secara acak bertingkat, dengan margin of error 2,83 persen pada tingkat kepercayaan 95 persen.