TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Ketua Umum DPP Partai Golkar Airlangga Hartarto mengaku generasi milenial bisa menyumbangkan ide dan gagasan untuk Indonesia lebih maju melalui berbagai cara. Mereka bisa berkontribusi menyumbangkan pikirannya untuk kemajuan partai politik di Indonesia.
Di Partai Golkar, Anugerah Golkar Institute Essay Competition secara khusus disediakan bagi generasi milenial, yang sebagian besar berstatus mahasiswa untuk ikut memberi gagasan konstruktif bagi partai politik. Sebab, ide dan gagasan untuk partai politik kedepannya bisa menjadi dasar maupun pertimbangan menyongsong pra, saat, hingga pasca-Pemilu 2024.
"Golkar Institute mengajak generasi milenial, terutama mahasiswa menyumbangkan ide dan gagasannya untuk partai politik di Indonesia, terutama bagi Partai Golkar," tutur Airlangga dalam keterangan, Rabu (15/2/2023).
Airlangga meminta Golkar Institute secara rutin menggelar program seperti Golkar Institute Essay Competition. Selain menjadi wadah menyumbangkan gagasan bagi generasi milenial, program ini juga sebagai upaya Partai Golkar berkontribusi meningkatkan literasi bagi masyarakat Indonesia.
"Saya mengapresiasi, mendukung penuh program seperti ini, dan agar dapat dilaksanakan secara kontinyu," ujar Menko Perekonomian.
Ketua Dewan Pengurus Golkar Institute, Ace Hasan Syadzily mengakui Anugerah Golkar Institute Essay Competition merupakan salah satu upaya memberikan pendidikan politik bagi generasi muda terutama mahasiswa. Ia mengatakan, Golkar Institute telah melakukan berbagai program pendidikan politik untuk semua kalangan.
Berbagai kegiatan itu antara lain pelatihan untuk Kepala Daerah terpilih, sebanyak 10 kali digelar Executive Education Program For Young Political Leader, 7 kali kursus singkat pendidikan politik dan kebijakan publik di berbagai daerah, serta seminar yang mengangkat isu-isu strategis.
Ace menambahkan, untuk Golkar Institute Essay kali ini, dipilih tema esai “Menyongsong Pemilu Tahun 2024: Bagaimana Partai Politik Harus Bertransformasi?”. Ia mengaku gelaran ini mendapat sambutan luar biasa dari kalangan mahasiswa di seluruh Indonesia.
“Sebanyak 1313 pendaftar lomba esai. Para pendaftar ini berasal dari 35 provinsi dan 381 perguruan tinggi se-Indonesia. Sebanyak 952 pendaftar telah menyerahkan esai. Sebanyak 427 esai yang lolos tahap seleksi umum. Sebanyak 179 peserta lolos seleksi akademik. Dan akhirnya terdapat 18 esai terbaik dengan 3 kategori," ujar Ace Hasan.
Dari seluruh karya tulis peserta, telah dipilih 18 esai yang dinilai layak mendapat apresiasi dari Golkar Institute. Yakni, ada 3 juara utama, 5 juara harapan, dan 10 juara favorit.
Sementara, Sekjen DPP Partai Golkar, Lodewijk F Paulus, mengaku, kegiatan ini sebagai upaya Partai Golkar yang mendapat nomor urut 4 di Pemilu 2024 ini ikut meningkatkan literasi untuk masyarakat Indonesia.
Wakil Ketua DPR RI ini menegaskan, Golkar akan lebih sering menggelar kegiatan literasi seperti ini. Ia menegaskan, apa yang dihasilkan dan ditulis para peserta menjadi masukan berharga bagi Partai Golkar.
“Adik-adik ini membuka mata juga dari Partai Golkar, bagaimana untuk bertindak ke depan. Karena isu yang dibawa, yang disampaikan memang realistis, yang banyak diperbincangkan. Ada isu era digital lah, medsos lah. Sangat bermanfaat buat kita," tegasnya.
Berikut ini daftar pemenang Golkar Institute Essay Competition:
Juara Utama
1. Marcella (Universitas Multimedia Nusantara) dengan hadiah 45.000.000
2. Bilal Adi Jaya (Universitas Gadjah Mada) dengan hadiah 25.000.000
3. Najwa Mutiara Alia (Universitas Diponegoro) Rp. 10.000.000
Juara Harapan (masing-masing menerima Rp 2 juta)
1. Rifda Najla Marhamah (UIN Syarif Hidayatullah)
2. Wilhelmus F.N (Universitas Katolik Widya Mandira Kupang)
3. Muh Ramadamsyah Prasetya (Universitas Hasanuddin)
4. Noerul Hanin (Universitas Tanjungpura
5. Nadia Oktaria Putri (Universitas Andalas)
Juara Favorit (masing-masing menerima Rp 1 juta)
1. Yohana Selvina Wanda (Institute Filsafat dan Teknologi Kreatif Ledalero)
2. Sulaiman (Universitas Pamulang)
3. Widia Usada (Universitas Islam Negeri Sumatera Utara)
4. Thomas Vilkanova Kharisma S. (Institute Filsafat dan Teknologi Kreatif Ledalero)
5. Syarif Abdurrahman (Ma'had Aly Hasyim Asy'ari)
6. Nazilatul Hidayah (Universitas Diponegoro)
7. Ni Luh Putu Yunita K. Dewi (STAH N Empu Kuturan Singaraja)
8. Shofyan Trengganu (Institute Teknologi Indonesia)
9. Moh. Muhlis (SKIP PGRI Sumenep)
10. Rionimus Imanuel Nahak (Universitas Sanata Dharma Yogyakarta)