Ia mengungkapkan, Basarnas berkualifikasi internasional dan memiliki peralatan canggih. Salah satunya, yakni alat pendeteksi gerak.
"Nah dalam 3 hari itu kita memiliki alat pendeteksi gerak. Dan gerak yang dideteksi itu gerak jantung. Bahkan orang diam atau pingsan pun ini masih terdeteksi alat tersebut," jelas Henri.
Mengingat proses pencarian yang dilakukan telah melebihi golden time. Henri berharap ada keajaiban dalam proses pencarian dan evakuasi yang dilakukan pihaknya.
Baca juga: Basarnas Sebut 8 Wilayah di Manado Terendam Banjir, Ini Daftarnya
"Nah karena ini sudah lewat 7 hari. Ya kita berharap ada keajaiban untuk masih bisa menemukan (korban)."
Sebelumnya, Badan SAR Nasional (Basarnas) menggelar prosesi pelepasan Tim Indonesia Urban Search and Rescue (INASAR) yang akan diberangkatkan ke Turki, di kantor Pusat Basarnas, Jumat (10/2/2023).
Berdasarkan pantauan Tribunnews.com, Kepala Basarnas Marsekal Madya TNI Henri Alfiandi memberikan arahan kepada para personel yang akan diberangkatkan ke Turki, Sabtu (11/2/2023) esok hari.
Henri menyampaikan, INASAR akan diberangkatkan dari Landasan Udara Halim Perdana Kusuma, sekira pukul 09.00 WIB.
Tim INASAR akan diberangkatkan menggunakan satu unit helikopter jenis hercules dan satu unit pesawat Boeing.
"1 Hercules dan 1 Boeing," kata Henri.
Tidak hanya personel dari INASAR yang mengikuti upacara pelepasan, tapi juga terlihat tim K-9.
Saat dikonfirmasi langsung, Henri menjelaskan, ada 47 personel yang akan dikirim ke Turki dalam rangka membantu proses penyelamatan korban gempa.
"47 personel," kata Henri, saat ditemui usai prosesi pelepasan tim INASAR, di kantor pusat Basarnas, Jakarta Pusat, Jumat ini.
Dijelaskan Henri, 47 orang dalam Tim INASAR tersebut merupakan personel gabungan.
"42 (personel) dari kita (Basarnas). Kemudian 4 dari K-9," jelasnya.