TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kordinator Umum, Kerjasama, dan Humas Dirjen Pendidikan Tinggi, Riset dan Teknologi, (Kemendikbudristek) mengatakan, saat ini perguruan tinggi menghadapi tantangan yang cukup berat, apalagi pascapandemi Covid-19, berbagai sektor di Indonesia mengalami pemulihan dan semakin dinamis.
Permasalahan kompleks mengingat perubahan tak dapat dihindari, ditambah Indonesia akan mengalami bonus demografi pada 2045.
Salah satu masalah mendasar yang dihadapi perguruan tinggi saat ini adalah belum mampu melahirkan entrepreneur dengan orientasi job creating dan kemandirian.
"Berdasarkan data yang dirilis Kemendikbudristek, di Indonesia saat ini terdapat kurang lebih 4.670 perguruan tinggi dengan jumlah mahasiswa mencapai lebih dari 8 juta.
Meskipun begitu, pada Februari 2022 Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat bahwa angka pengangguran dari jenjang sarjana masih menyentuh hampir 900 ribu orang," kata Yayat Hendrayana saat membuka pameran pendidikan bertajuk Indonesia International Education Training Expo & Conference (IIETE) di hall B, Jakarta Convention Centre, Jakarta, 16-19 Februari 2023.
Ia pun membeberkan penyebab angka pengangguran sarjana masih tinggi, yakni terjadinya ertical miss match, yaitu kondisi di mana tingkat pendidikan tidak sesuai dengan tingkat pekerjaan dan horizontal miss match yakni latar belakang pendidikan yang tidak sesuai dengan fungsi pekerjaan," kata Yayat.
Untuk itu diperlukan link and match untuk mensinergikan peran perguruan tinggi dengan industri sebagai penyedia pekerjaan melalui program Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) yang diinisiasikan pada awal 2020 oleh Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nadiem Makarim untuk meningkatkan kompetensi dan kualitas mahasiswa serta meningkatkan relevansi lulusan sarjana agar dapat menjadi tenaga kerja andal dan memiliki kemampuan dalam pemecahan masalah.
Terkiat ajang IIETE, Yayat Hendrayana menghimbau kepada seluruh siswa siswi yang bersiap melanjutkan ke jenjang pendidikan tinggi agar bisa memanfaatkan pameran ini semaksimal mungkin untuk mencari informasi sebanyak-banyaknya tentang kampus dan berkonsultasi terkait program studi (prodi), struktur kurikulum, sistem belajar, prospek alumi ataupun kampus atau lembaga pendidikan yang akan dipilihnya. Bahkan kesempatan beasiswa bagi yang tertarik kuliah di luar negeri.
Terkait implementasi program Merdeka Belajar Kampus Merdeka, Ketua Kantor Komunikasi Publik, Universitas Padjajaran Dandi Supriadi, mengatakan mahasiswa merespon positif dan antusias mengikuti pembelajaran.
“Mereka jadi bersemangat mempelajari hal-hal baru di luar prodi dan semakin kreatif. Kami terus memberikan sosialisasi kepada mahasiswa agar bisa memanfaatkan optimal progam tersebut dengan salah satunya meningkatkan kualitas kurikulum dan membangun sinergi dengan pihak terkait,” kata Dandi Supriadi.
Baca juga: Kolaborasi Perguruan Tinggi dan Industri dalam Program Merdeka Belajar Kampus Merdeka
Hal senada juga diungkap oleh Rizki Briandana, Vice Rector Non Academic Universitas Mercubuana.
“Ribuan mahasiswa yang berminat mendaftar program MBKM, sekitar 200 mahasiswa yang lolos seleksi. Sebagian dari mereka dari jurusan sosial. Namun untuk mengatasi keterbatasan kuota, kampus juga menyelenggarakan program Merdeka Belajar Mandiri yang disubsidi dari kampus,” ujarnya.
Presiden Direktur Wahyu Promo Citra, Sukur Sakka selaku pihak penyelenggara IIETE mengatakan, sebanyak 80 perguruan tinggi, lembaga pelatihan, digital training, kursus, dan lembaga pendidikan tinggi manca negara hadir dalam pameran pendidikan yang mengusung tema Never Stop Learning.
"Event ini didukung penuh Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi ini menjadi flagship sejumlah kampus kenamaan dan favorit seperti Universitas Indonesia, Universitas Gajah Mada, Universitas Padjajaran, Universitas Diponegoro, Institut Teknologi Surabaya, Institut Pertanian Bogor, Universitas Bina Nusantara, Universitas Kristen Krida Wacana, Universitas Terbuka, dan banyak lagi," katanya.
Sedangkan untuk kampus luar negeri, ada Malaysia (Kuala Lumpur International Education Consortium (KLIEC), Austria (University of Applied Sciences Upper Austria), Australia (Alliance College, Milcom Institute, Crown Institute of Higher Education/ Crown Institute of Business & Technology), Rusia (Kazan Federal University), dan Turki (Studyfans Turkey)
Dikatakan Sukur, pameran IIETE yang kami selenggarakan rutin setiap tahun ini menjadi agenda penting dan sangat ditunggu-tunggu kalangan peserta didik dari mulai kelas XI, XII atau di bawahnya untuk memperoleh informasi mengenai produk-produk pendidikan tinggi.
"Diantaranya program pendidikan berjenjang Diploma, S1, S2, S3, profesi, kelas pararel, kelas internasional, program pelatihan, program kedinasan baik dari dalam negeri maupun mancanegara,” kata Sukur.