Laporan Wartawan Tribunnews, Fitri Wulandari
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemkominfo) bersama Gerakan Nasional Literasi Digital (GNLD) Siberkreasi menggelar program literasi digital nasional.
Kali ini program tersebut dihelat melalui webinar bertajuk #literasidigitalkominfo yang mengusung tema 'Mengenal Literasi Digital Sejak Dini' untuk sektor pendidikan wilayah Jawa Barat, yang menyasar para siswa dan guru di kota Bogor, pada Kamis (23/2/2023).
Perlu diketahui, program ini bertujuan untuk meningkatkan Literasi Digital 50 juta masyarakat Indonesia pada 2024 menuju Indonesia #MakinCakapDigital.
Karena menurut Survei Literasi Digital di Indonesia pada 2021, indeks atau skor Literasi Digital di Indonesia berada pada angka 3,49 dari skala 1 sampai 5.
Skor tersebut menunjukkan bahwa tingkat literasi digital di Indonesia masih berada dalam kategori sedang.
Baca juga: Mengenal Literasi Digital Sejak Dini, Ciptakan Generasi Muda Cakap Digital
Selain itu berdasar laporan HootSuite dan We Are Social, pengguna internet di Indonesia mencapai 204,7 juta jiwa pada Februari 2022, atau bertambah 2,1 juta dari tahun sebelumnya.
Itu merupakan 73,7 persen dari total populasi Indonesia, dengan persentase pengguna internet melalui ponsel mencapai 94,1 persen.
4 materi yang terkait dengan Literasi Digital dan turut dibahas dalam webinar ini adalah kecakapan digital, etika digital, budaya digital dan keamanan digital.
Manager Ceritasantri.id, Aina Masrurin pun membahas mengenai materi terkait Keamanan Digital.
Menurutnya, kompetensi keamanan digital sangat diperlukan agar terhindar dari bahaya digital seperti malware, phising, dan scam.
"Tips aman bermedia sosial, pastikan password kalian aman dan jangan sembarangan memberitahukan kepada orang lain maupun orang terdekat. Kesimpulannya, jadi yang kita bisa lakukan sebagai smart people yaitu salah satunya bertanggung jawab dan bersikap baik kepada orang lain dan sekitar, dan jangan sampai kita melupakan arti dan makna dari literasi digital," tegas Aina.
Sedangkan terkait materi etika digital, Wakil Ketua BMPS Kota Bogor, Dr. Dian Wulandari mengatakan bahwa selain keamanan, diperlukan pula etis saat bermedia sosial.
Selain itu, penting untuk memposting hal-hal yang lebih positif, dan tidak memposting hal yang merugikan diri sendiri maupun orang lain, serta jadikan internet sebagai media silaturahmi.
"Internet bisa jadi anugerah tapi bisa juga jadi bencana, maka dari itu silakan menggunakan internet dengan santun dan beretika. Etika harus kita pegang karena hanya manusia yang memiliki etika," jelas Dr. Dian.
Di sisi lain, Content Creator, Ogun Oddity menilai bahwa menjadi content creator bukan merupakan hal yang sulit jika ada rasa percaya diri dan cakap dalam berkomunikasi digital.
Ia menegaskan bahwa ada begitu banyak hal positif yang bisa dijadikan konten, mulai dari konten edukatif, konten kesehatan, daily content hingga konten menghibur.
"Nggak ada kata terlambat untuk menjadi content creator, semua orang berhak sukses hanya saja waktunya yang berbeda-beda. Buatlah konten yang cocok untuk anak-anak sekarang, buat konten apa yang kita senangi dan kita selipkan hal-hal positif dan bermanfaat, mau itu konten komedi, podcast, vlog, dan masih banyak lagi," pungkas Ogun.