TRIBUNNEWS.COM - Simak peringatan dini cuaca ekstrem dari Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) untuk hari ini, 25 Februari 2023.
Melansir bmkg.go.id, cuaca ekstrem berpotensi terjadi di beberapa wilayah di Indonesia hari ini.
Menurut laporan terbaru dari BMKG, cuaca ekstrem berpotensi terjadi di 30 wilayah.
30 wilayah tersebut, seluruhnya berpotensi mengalami hujan lebat, kilat dan angin kencang.
Informasi peringatan dini ini disampaikan melalui laman bmkg.go.id pada Jumat 24 Februari 2023.
Baca juga: Prakiraan Cuaca BMKG Sabtu, 25 Februari 2023 di Indonesia: Yogyakarta Hujan Sedang pada Malam Hari
CUACA EKSTREM HARI INI
Wilayah yang berpotensi terjadi hujan lebat yang dapat disertai kilat/petir dan angin kencang adalah:
Cuaca Ekstrem Hari Ini, 15 Juni 2023, BMKG: 29 Wilayah Mengalami Hujan Lebat Kilat dan Angin Kencang
Cuaca Ekstrem Hari Ini, 29 Juni 2023, BMKG: 33 Wilayah Mengalami Hujan Lebat Kilat dan Angin Kencang
Cuaca Ekstrem Hari Ini, 11 Juni 2023, BMKG: 24 Wilayah Mengalami Hujan Lebat Kilat dan Angin Kencang
- Aceh
- Sumatra Barat
- Riau
- Kep. Riau
- Bengkulu
- Jambi
- Sumatra Selatan
Baca juga: Peringatan Dini BMKG Sabtu, 25 Februari 2023, 32 Wilayah Berpotensi Alami Cuaca Ekstrem
- Kep. Bangka Belitung
- Lampung
- Banten
- Jawa Barat
- DKI Jakarta
- Jawa Tengah
- Yogyakarta
- Jawa Timur
- Bali
Baca juga: Info Cuaca BMKG Besok, 25 Februari 2023 di Indonesia: Bandung Hujan Ringan Siang hingga Malam Hari
- Nusa Tenggara Barat
- Nusa Tenggara Timur
- Kalimantan Barat
- Kalimantan Tengah
- Kalimantan Utara
- Kalimantan Timur
- Kalimantan Selatan
- Sulawesi Utara
- Sulawesi Tengah
- Sulawesi Barat
- Sulawesi Selatan
- Sulawesi Tenggara
- Maluku Utara
- Maluku
- Papua Barat
- Papua
Baca juga: Cuaca Besok - BMKG: 32 Wilayah Diperkirakan Hujan Lebat, Sabtu 25 Februari 2023
Penyebab Cuaca Ekstrem
BMKG melaporkan, pusat tekanan rendah terpantau di perairan barat Australia yang membentuk daerah pertemuan dan perlambatan kecepatan angin (konvergensi) memanjang di perairan selatan NTB hingga NTT dan di NTT bag timur.
Sirkulasi Siklonik lainnya terpantau di Samudera Hindia Barat Daya Lampung dan Perairan Utara Papua barat, yang membentuk daerah konvergensi memanjang dari Selat Malaka hingga Aceh, dari perairan Barat Sumatra Barat hingga pesisir selatan Jawa barat.
Daerah konvergensi juga terpantau memanjang di perairan barat Sumatra Barat, dari Selat Malaka hingga Sumatra Bagian Selatan, dari Banten hingga Jawa Bagian Tengah, dari Kalimantan Utara hingga Kalimantan Selatan, dari Selat Makassar hingga Sulawesi Tenggara, dari Maluku hingga Papua Bagian Selatan, dari Samudera Hindia Utara Halmahera hingga Laut Seram serta daerah pertemuan angin (konfluensi) di Laut Jawa, Laut Banda, dan Laut Timor.
Kondisi tersebut mampu meningkatkan potensi pertumbuhan awan hujan di sekitar pusat tekanan rendah/sirkulasi siklonik dan di sepanjang daerah konvergensi/konfluensi tersebut.
(Tribunnews.com/Oktavia WW)