TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Memasuki tahun politik, Dewan Masjid Indonesia (DMI) Wilayah Jawa Tengah (Jateng) mendorong peningkatan peran masjid dalam penguatan gagasan moderasi beragama.
Hal tersebut diungkapkan Ketua DMI Jateng, Ahmad Rofiq dalam rapat kerja wilayah (rakerwil) dan Halaqoh DMI Jateng yang mengungsung tema 'Masjid Sebagai Pusat Moderasi Beragama' di Hotel Gracia, Gajahmungkur, Kota Semarang, Jateng pada Jumat (24/2/2023).
Ia menjelaskan, untuk mendorong peran tersebut, pihaknya akan menjalin kerja sama dengan Kementerian Agama untuk menguatkan peran masjid sebagai pusat moderasi beragama.
Rofiq menyebut, pihaknya merencanakan untuk membentuk tim pelatih yang akan disebar ke cabang DMI di daerah-daerah guna mensosialisasikan soal moderasi beragama.
Baca juga: Masjid Raya Al Jabbar Ditutup Mulai Minggu Depan, Buka Lagi Pada 13 Maret 2023
Para pelatih tersebut, dikatakan Rofiq, akan mendapat sesi Training of Trainers (TOT) sebelum turun ke daerah.
"Jadi, kan sudah ada instruktur nasionalnya, kemudian ada melatih trainernya nanti supaya bisa mendiseminasi sebenarnya seperti apa gambaran moderasi beragama itu," ujar Rofiq dalam keterangan yang diterima, Sabtu (25/2/2023).
"Dan nanti ketika sudah ada trainer-trainer yang punya kompetensi terukur, itu yang nanti akan kita turunkan ke daerah-daerah yang ada di kabupaten/kota," lanjut dia.
Rofiq pun menegaskan, moderasi beragama menjadi sangat penting di tengah tingginya konflik yang disebabkan ajaran-ajaran kebencian dan kepentingan kelompok.
"Harus disadari juga bahwa sejak keran demokrasi dan kebebasan dibuka, itu banyak kasus-kasus yang kemudian mereka mengusung ajaran-ajaran yang cenderung menganggap paham mereka sendiri yang benar," jelasnya.
Dalam kesempatan itu, Rofiq juga menekankan bahwa dalam moderasi beragama untuk tidak menjadikan masjid sebagai senjata politik atas nama agama.
Baca juga: Warga Korban Gempa Cianjur Mulai Manfaatkan Huntara, Masjid, dan Madrasah Darurat Bantuan NU
Sementara itu, Direktur Program DMI Pusat, Munawar Fuad mengapresiasi langkah dan inisiatif pengurus wilayah DMI Jateng dalam mendorong peran masjid sebagai pusat moderasi beragama.
Fuad menyebut, moderasi beragama adalah solusi dan penengah dari konflik yang timbul akibat adanya perbedaan dan kelompok kepentingan.
DMI Jawa Tengah pun disebut Fuad pantas dijadikan panutan dalam upayanya mengatasi tantangan yang menghambat terwujudnya moderasi beragama.
"Mengatasi tantangan, masalah-masalah yang mendesak di lingkungan Jawa Tengah itu sendiri yang tidak mudah, dimana keberagaman, cara pandang, terhadap internal keagamaan di muslim sendiri dan terhadap agama lain, dan juga terhadap kebijakan-kebijakan pemerintah," katanya.