TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Lembaga Pembelajaran Qiroatil Qur'an (LPQQ) Indonesia, secara resmi melantik atau memwisuda 10.000 santri se-Indonesia yang telah lulus dalam belajar membaca alquran.
Dari hasil wisuda tersebut, LPQQ juga telah berhasil mengentaskan buta aksara alquran hingga mencapai 7 persen.
Hal itu diungkapkan Ketua LPQQ Indonesia, H. Mahbub Soleh Zarkasy, dalam acara wisuda akbar 1 santri LPQQ Indonesia yang mengambil tema gerakan nasional pengentasan buta aksara Alquran menuju Indonesia Emas 2045 yang berlangsung di Masjid Istiqlal, Jakarta Pusat.
"Wisuda santri nasional yang diikuti oleh 3 provinsi saja dari Jawa Barat, DKI, dan Banten dari progres awal kami akan wisuda 10 ribu," ujar Mahbub dalam keterangan resminya, di Jakarta, Minggu ( 22/12/2024).
Mahbub menjelaskan dari hasil wisuda ini, pihaknya juga telah berhasil mengentaskan buta aksara alquran hingga mencapai 7 persen dalam jangka waktu singkat yakni hanya 9 bulan.
"Hitungan 6 hingga 7 persen ini secara resmi Kemenkumhamnya keluar itu sejak bulan April sampai Desember 2024 dari jumlah santri kelompok belajar membaca al Qur'an 'an (KBMA) yang bermunculan itu dalam jangka waktu 9 bulan," jelasnya.
Kendati demikian, Mahbub menambahkan bahwa saat ini para guru atau mualim yang ada di Kelompok belajar membaca al Qur'an (KBMA) masih memiliki keterbatasan dari segi sarana dan prasarana proses pembelajaran.
Meski begitu, dikatakan Mahbub, KBMA masih sangat digemari atau masih mendapatkan antusias yang sangat tinggi dari kalangan para remaja atau santri pelajar dan mahasiswa.
Menurutnya, metode pembelajaran dengan secara klasik masih menjadi daya tarik dalam memudahkan para santri untuk belajar membaca alquran di tengah perkembangan teknologi di era zaman modern saat ini.
"Kemampuan kami yang sangat terbatas fasilitas kantor pun tidak ada apalagi fasilitas yang lain. Kami masih memiliki keterbatasan buku hampir 80 persen mereka belajar menggunakan foto copy tapi walaupun dengan foto copy semangat mereka untuk belajar membaca alquran sangat luat biasa," kata dia.
"Pembelajaran klasikal ini yang menarikperhatian dan sangat memudahkan mualim maupun peserta untuk belajar membaca alquran dari kalangan anak anak remaja ini insya allah sangat luar biasa antusias dengan belajar di KBMA," tambanya.
Lebih lanjut, dia berharap kepada pemerintah agar tetap dan terus meningkatkan kerjasama dalam program pengentasan buta aksara alquran.
Salah satu caranya dengan membantu memberikan bantuan fasilitas proses pembelajaran terutama buku.
Baca juga: Menteri Agama: 72,25 Persen Umat Islam di Indonesia Masih Buta Aksara Alquran
"Harapan kami semoga ditahun 2025 ini gerakan yang sekarang menjadi judul dan moto LPQQ indonesia bisa terbantu pengadaaan buku fasilitas pembelajaran," pungkasnya.