Dia menjelaskan bahwa pada tahun 2025 mendatang ditargetkan pengelolaan seluruh TPA dilaksanakan dengan metode controlled dan sanitary landfill dengan pemanfaatan gas metan secara optimal. Target lainnya adalah tidak adanya pembangunan landfill baru di tahun 2030.
“Sampah yang dibawa ke TPA harus benar-benar hanya residu, semua harus habis di sumber,” jelas Vir.
Baca juga: Fokus Penanganan Sampah, Kabupaten Bojonegoro Raih Adipura 2022
Dalam hal circular economy, pihaknya juga menjelaskan saat ini sudah ada 28 socialpreneur yang berpartisipasi dalam pengelolaan sampah. “Mereka telah beroperasi sejak 2014, dengan omset yang telah mencapai 24 milyar rupiah. Ini menjadi hal yang positif bagi kita,” pungkas Vir.
I Wayan Puja berharap istilah ‘Samtaku’ atau ‘Sampahku Tanggung Jawabku’ dapat lebih membumi lagi di kalangan masyarakat.
Sementara itu Wayan Aksara mengajak masyarakat untuk memulai sesuatu sekecil apapun untuk bumi kita.
Di sisi lain, Vir Katrin mengingatkan bahwa sampah adalah tanggung jawab kita dan mengajak untuk mengelola sampah mulai dari rumah.